Rabu 28 Dec 2016 15:16 WIB

Pertumbuhan Ekonomi DIY 2017 tidak akan Jauh Berbeda dengan 2016

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Nidia Zuraya
Jalan Malioboro, Yogyakarta.
Foto: myindonesia.at.ua
Jalan Malioboro, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN –- Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun depan diperkirakan tidak akan mengalami perubahan yang signifikan dari 2016. Di mana secara umum pertumbuhan ekonomi bergerak pada angka 5,04 persen. Capaian tersebut masih berada di atas pertumbuhan nasional yang berkisar 4,94 persen.

Direktur Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Islam Indonesia (UII), Zainal Mustofa El Qodri menyampaikan, Pertumbuhan ekonomi DIY didorong oleh berbagai sektor. “Namun pariwisata akan tetap menjadi sektor pendorong utama,” tuturnya, Rabu (28/12). 

Menurut Zainal, tingkat inflasi DIY pada tahun depan diperkirakan berkisar pada angka 3,09 persen, di bawah capaian nasional yaitu 3,35 persen pada 2016. Namun ia menjelaskan, secara nasional masih adanya beberapa tantangan domestik yang berpengaruh terhadap ketidakoptimalan pendapatan negara.

Di antaranya karena pelambatan ekonomi Indonesia dan masih rendahnya basis pajak secara nasional. Maka itu pemerintah berencana untuk meningkatkan porsi anggaran belanja. Khususnya untuk belanja infrastruktur, guna mengurangi kesenjangan infrastruktur antar daerah dan memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Akibatnya, defisit anggaran cenderung semakin melebar. Dari sisi eksternal, resiko terbesar bagi perekonomian Indonesia diperkirakan masih berasal dari Cina dan Amerika Serikat (AS).

Dosen FE UII, Mohammad Bekti Hendrie Anto mengatakan, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dunia atau kebanyakan negara berkembang lainnya. “Menurut Kementerian PPN/Bappenas (2016) pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan skenario dasar pada tahun 2016 dan 2017 adalah sebesar 5,1 dan 5,2 persen (5,1 persen dalam APBN 2017),” tutur Bekti. 

Namun demikian, mengingat cukup kuatnya resiko ekonomi ke depan yang berasal dari resiko global dan domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan terkoreksi dari skenario dasar. Meski begitu, ia menilai, kebijakan tax amnesty akan berpengaruh positif terhadap investasi di dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement