Selasa 27 Dec 2016 20:13 WIB

Ini Kronologis Ditemukannya Korban Pembunuhan di Pulogadung

Rep: Muhyiddin/ Red: Bayu Hermawan
Petugas membawa kantong jenazah korban kasus pembunuhan di Perumahan Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (27/12).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Petugas membawa kantong jenazah korban kasus pembunuhan di Perumahan Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus dugaan pembunuhan yang menimpa keluarga pengusaha properti Dodi Triono menghebohkan publik. Pelaku menghabisi enam orang dan menyekap lima orang lainnya di rumah Dodi yang berada di RT 01/12, Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur.

Salah seorang saksi, Lutfi menceritakan awal penemuan 11 korban yang disekap di rumah mewah berlantai dua tersebut pada Selasa (27/12). Diduga pembunuhan dan penyekapan dilakukan pelaku sejak Senin (26/12) sore kemarin.

Lutfi yang sering membantu di rumah kedua Dodi mengatakan, penemuan berawal saat dirinya datang ke lokasi sekitar pukul 10.00 WIB setelah diminta tolong oleh keamanan setempat untuk memeriksa kondisi rumah tersebut. Sebab sebelumnya Sheila Putri dan Evan Sandrego mendengar ada rintihan dari dalam rumah korban dan melaporkannya ke pos keamanan.

Lutfi pun bersama aparat kepolisian masuk ke dalam rumah tersebut. Namun, kata Lutfi, perlu usaha yang ekstra untuk mendobrak pintu kamar mandi yang berukuran 2x1 meter tersebut. Ia pun bersama bersama  petugas keamanan akhirnya berusaha menggunakan alat-alat seperti kapak dan linggis.

"Pas saya datang kesini sudah ramai banyak polisi. Saya bawa semacam linggis dan kapak. Linggis (awalnya) tidak bisa, baru bisa kapak saya hantam," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian.

Ia melanjutkan saat pintu terbuka, dirinya kaget melihat banyak tampukan korban di kamar mandi yang sudah lama dan banyaknya air di mengucur serta menggenang di lantai kamar mandi. "Pas dibuka, saya kaget banyak tumpukan korban. Ada enam mayat. Saya sudah enggak mikir apa-apa, yang penting saya pindahin mayatnya yang sudah basah. Intinya kejam karena itu dihabiskan enam orang di kamar mandi," katanya.

Ia juga mengataka salah satu korban bernama Diona memiliki luka pukulan. Adapun Dodi terlihat luka di tubuhnya. 

"Kalau Diona kayaknya kena pukulan. Kayaknya dia ngelawan sampai dia meninggal dunia. Saya lihat darahnya sudah lama. Kalau Pak Dodi saya lihat ada darahnya di tubuhnya tapi enggak tahu kena tusuk atau apa," ucapnya.

Sampai saat ini nelum diketahui motif pembunuhan tersebut. Polisi belum dapat memastikan apakah mereka korban perampokan atau korban balas dendam. Keenam korban meninggal yakni Dodi Triono (59 tahun), Diona Arika Andra Putri (16 tahun), Dianita Gemma Dzalfayla (9 tahun), Amel (9 tahun), Yanto dan Tasrok (40 tahun). Sementara korban yang masih hidup yakni Emi (41 tahun), Zanette Kalila Azaria (13 tahun), Santi (22 tahun), Fitriani (23 tahun) dan Windy (23 tahun).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement