REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kisah Auliya, siswi SMP IT Harapan Umat, yang batal mengikuti pertandingan karate Magetan Cup karena menolak melepas jilbab menjadi viral di dunia maya beberapa hari terakhir. Ia banyak menuai pujian karena dianggap muslimah yang teguh mempertahankan jilbabnya.
Pada Senin (26/12) Republika menerima pesan broadcast dari salah seorang panitia bernama Citra Atmadjaya. Wanita asal Malang yang selama pertandingan bertugas sebagai tim administrasi itu mengirimkan broadcast yang isinya klarifikasi atas kasus Auliya.
Berikut isi lengkap dari klarifikasi tersebut:
Tidak benar ada larangan unt memakai hijab di pertandingan karate di GOR, Kronologi dapat kami sampaikan demikian: Tgl 21 Des malam, sehari sebelum pertandingan telah dilakukan Tehnical Meeting yg dihadiri oleh Official kontingen. Di dalam Technical Meeting tersebut telah disampaikan bbrapa peraturan pertandingan, salah satunya bagi atlit putri yang berhijab agar mengenakan hijab sesuai standard karate, dan ini telah disepakati oleh semua official kontingen.
Seharusnya setelah TM sudah barang tentu tugas official mempersiapkan keperluan unt pertandingan bagi kontingennya masing_masing,Ternyata pada saat giliran adik Auliya bertanding tidak mengenakan hijab sesuai standard karate, oleh juri yg memimpin pertandingan 'diberikan kesempatan (waktu) agar adik Auliya mengganti hijabnya dengan hijab standard karate'. Akan tetapi entah karena tidak siap atau bagaimana yang bersangkutan memilih untuk mengundurkan diri. Sekali lagi tidak ada perintah dari Wasit untuk melepas hijab.Sebagai bukti Panitia memiliki dokumentasi pada pertandingan kemarin atlit2 dari Mojokerto yang meraih medali emas dengan tetap mengenakan hijab...maturnuwun.
Citra mengaku, memperoleh klarifikasi tersebut dari teman-temannya yang meneruskan pesan. Republika mencoba menghubungi ketua panitia Magetan Cup, Unus, pada Senin (26/12) untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Akan tetapi hingga Selasa (27/12) nomornya tidak aktif saat di-sms maupun ditelepon.