Jumat 23 Dec 2016 14:51 WIB

Realisasi PAD Jabar Capai 101,3 Persen

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Foto: ist
Pendapatan Asli Daerah (PAD)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melalui Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) berhasil melebihi target pendapatan asli daerah (PAD) yang diraih tahun 2016 ini. Realisasi PAD Provinsi Jawa Barat memcapai 101,3 persen.

"Dari target pendapatan Rp 26,491 triliun per 19 desember lalu sudah tercapai Rp 26,644 triliun atau sudah melebihi 101,33 persen dari total target pendapatan " kata Kepala Dispenda Dadang di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (23/12).

Dadang mengaku kesuksesan melebihi target tersebut juga disumbang dari terobosan program bebas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB). Progam ini sebelumnya dikeluarkan Dispenda pertengahan tahun untuk menarik minat wajib pajak membayar kewajiban.

Sosialisasi yang hadir secara masif, kata dia, ditambah dengan persiapan matang memberikan sumbangan besar ke pendapatan. Bahkan mencapai dua kali lipat dibanding biasanya.

Pencapaian pendapatan sektor PKB  berhasil meraih Rp 6,36 triliun atau 101,82 persen. Melebihi  target yang ditetapkan dalam APBD 2016 sebesar Rp 5,928 triliun.

"Sementara dari sektor BBNKB I, tercatat target Rp 4,505 triliun dan yang sudah terealisasi Rp 4,765 triliun atau 105,76 persen dari target.Sedangkan dari sisi BBNKB II sudah melampaui angka 103,52 persen dari target," ujarnya.

Jumlah ini pun diprediksinya masih akan bertambah sampai akhir tahun. Realisasi PKB diperkirakan akan  menyentuh 103 atau 104 persen dari target sementara BBNKB bisa mencapai 107 persen.

Ia pun optimis bisa menaikan target PKB ke depannya sebesar Rp 6 triliun. Bersamaan dengan peningkatan upaya sosialisasi yang terus menerus.

Program bebas BBNKB dan denda PKB ini tidak hanya berdampak positif ke pendapatan. "Saya yakin ke depan bisa menekan jumlah kendaraan tidak melakukan daftar ulang (KTMDU) yang jumlahnya masih di atas 2 juta unit," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement