REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Jawa Barat, Tahun Anggaran (TA) 2016 hingga Semester I ini telah mencapai 55 persen atau sudah mencapai Rp 11 triliun lebih.
PAD ini, berasal dari optimalisasi pendapatan pajak kendaraan bermotor (PKB) serta berbagai inovasi yang telah dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Jawa Barat.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, pihaknya akan terus memacu penerimaan pendapatan khususnya dari sektor pajak. Menurut Aher, pajak kendaraan yang belum terbayar itu jumlahnya cukup besar sehingga berkontribusi signifikan terhadap PAD.
"Dan gede juga dapetnya ternyata,” kata Aher.
Dispenda Jabar, kata dia, mengejar pajak yang nunggak itu dengan Samsat Gendong, dengan e-samsat, dan lain-lain. Akibatnya, anggaran tidak kurang bahkan anggaran pendapatan dari PAD itu melampaui target.
APBD TA 2016 Jawa Barat, kata dia, menargetkan penerimaan pajak dari PKB hingga Rp 11 Triliun. Aher pun berharap pendapatan ini bisa konsisten terjadi pada Semester II mendatang atau mencapai 110 persen.
“Kalau kemudian dari PKB itu naik 10 persen bisa mencapai Rp 1 Triliun. Top lah, tidak akan khawatir kita menganggarkan apa pun,” kata Aher.
Selain itu, kata dia, pada kesempatan ini Aher mengungkapkan bahwa realiasasi anggaran APBD TA 2016 Jabar hingga saat ini telah mencapai 40 persen. Pihaknya pun berkomitmen untuk terus mempercepat serapan anggaran, salah satunya serapan anggaran dari berbagai proyek yang tengah dilakukan oleh pemprov serta serapan anggaran oleh daerah kabupaten/kota.
“Saat ini (realisasi) sudah di angka 40 persen, tentu besar. Jadi lihatnya di realisasi bukan di sisa anggaran,” kata Aher.