REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Budi Waseso mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada belasan Ormas Islam, yang mendeklarasikan perang melawan narkoba. Bahkan, ia menuturkan ini merupakan salah satu dukungan yang sangat jarang didapatkan BNN selama menjalankan tugas.
"Ini menambah kekuatan kami memberantas narkoba," kata pria yang akrab disapa Buwas saat memberi paparan di Deklarasi Perang Melawan Narkoba, Kamis (22/12).
Buwas menegaskan, narkotika merupakan satu permasalahan yang sangat besar bagi bangsa Indonesia, dan merupakan ancaman langsung keberlangsungan Republik Indonesia. Indonesia, lanjut Buwas, merupakan pangsa pasar narkotika terbesar di Asia Tenggara, dan tengah menghadapi setidaknya 11 negara pengekspor narkotika ke Indonesia.
Tanpa bermaksud menakut-nakuti, ia mengunkapkan, temuan BNN di lapangan memang menunjukkan fakta yang mencenangkan, lantaran banyaknya narkotika yang ditujukan ke Indonesia.
Bahkan, fakta paling mengejutkan yang didapatkan BNN, yaitu berapapun jumlah narkotika yang dikirimkan setiap negara pengekspor itu, semuanya terserap habis di Indonesia. "Yang paling mengejutkan, berapapun jumlahnya yang masuk itu terserap habis, tanpa ada yang kembali ke luar," ujarnya.
Ia menjelaskan fakta itu tidak sebanding dengan jumlah bandar dan pengedar yang ditangkap BNN dan Polri, termasuk yang meninggal akibat dihukum maupun mati saat ditangkap. Karenanya, ia sangat mengapresiasi ketegasan ormas-ormas Islam yang mau mendeklarasikan perang melawan narkoba, dan menunjukkan kesadaran tinggi akan bahaya narkoba.
Deklarasi sendiri diprakarsai Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), yang merupakan rumah dari sedikitnya 13 ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama, Persis, Al Irsyad, Mathlatul Anwar, Al Washliyah, Syarikat Islam dan Perti. Ada pula Al Ittihadiyah, Az Zikra, Persatuan Islam Tionghoa, Ikadi, PUI dan HBMI.