REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat, TGH M Zainul Majdi menetapkan masa tanggap darurat banjir Kota Bima dan Kabupaten Bima selama tiga hari. Gubernur menginstruksikan semua pihak untuk fokus terhadap kesehatan korban banjir.
"Dari hasil rapat penanganan pascabencana, gubernur menetapkan tiga hari tanggap darurat di wilayah Kota Bima dan sekitarnya," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTB H Muhammad Rum, Kamis (22/12).
Rum mengatakan, selain kesehatan korban, personel TNI dan Polri serta aparat gabungan lainnya diminta membantu masyarakat membersihkan lumpur dari rumah-rumah mereka. "Saat ini seluruh lapisan masyarakat bersama pemerintah, TNI/Polri, Basarnas dan relawan sibuk membersihkan lumpur bekas banjir," katanya.
Menurut dia, kondisi Kota Bima saat ini dalam keadaan lumpuh total meski banjir sudah berangsur-angsur surut.
"Secara umum Kota Bima lumpuh total. Perkantoran, sekolah dan perdagangan tidak bisa berjalan," kata Muhammad Rum.
Sampai saat ini, belum ada laporan korban jiwa yang diterima BPBD NTB. Selain itu, kata Rum, sambungan telekomunikasi di Kota Bima mengalami gangguan, akibatnya jalur komunikasi menjadi sulit. Belum lagi para korban banjir sangat membutuhkan air mineral dan bantuan makanan serta obat-obatan. "Yang dibutuhkan masyarakat saat ini air mineral dan makanan siap saji, seperti mi instan dan lain-lain," katanya.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda NTB Yusron Hadi yang ikut bersama rombongan gubernur meninjau korban banjir, mengakui jaringan telekomunikasi masih lumpuh. Begitu juga dengan listrik dan air bersih.
"Yang paling utama menghilangkan trauma warga yang tertimpa musibah banjir," ujarnya.
Yusron mengatakan, gubernur juga meminta kebutuhan pangan dan sebagainya cepat tersalurkan. "Karenannya SKPD Provinsi NTB dan kabupaten/kota untuk segera mengirimkan bantuan berupa makanan, obat-obatan dan air mineral," katanya.