Kamis 22 Dec 2016 14:21 WIB

Ini Cerita Bus 'Telolet' Saat Berada di Jalan

Rep: Yulianingsih/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah pelajar sekolah menuliskan pesan Om Telolet Om agar pengemudi bus membunyikan klakson di Jalan Sudirman, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/12).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Sejumlah pelajar sekolah menuliskan pesan Om Telolet Om agar pengemudi bus membunyikan klakson di Jalan Sudirman, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Demam permintaan 'telolet' terhadap angkutan umum di Indonesia terus mewabah. Bahkan saat ini di beberapa tempat banyak anak muda, pelajar dan mahasiswa yang tak segan bergerombol untuk meminta bunyi "telolet" klakson kendaraan umum di pinggir jalan. Kru kendaraan umum juga dengan senang hati membunyikan klaksonnya untuk memenuhi permintaan mereka.

"Kalau jalan pagi bisa sampai empat atau lima kali ada yang minta dibunyikan (klakson) terus mereka bersorak. Seneng saja sih," ujar Pak Har (45), kru bus Citra Adi Lancar jurusan Yogya-Jakarta.

Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) ini biasa melewati jalur lintas Selatan dari Yogyakarta menuju Jakarta dan sebaliknya. Beberapa titik yang sering ada permintaan membunyikan klakson dari para anak muda tersebut biasa di daerah Kebumen dan Purwokerto.

Diakuinya, baru sekitar sepekan ini permintaan 'telolet' klakson bus semakin banyak dilakukan. Sebelumnya menurutnya hanya satu titik saja. "Akhir-akhir ini semakin banyak," katanya.

Rianto, supir bus kota Aspada jalur 15 juga mengaku sering mendapat permintaan membunyikan klakson armadanya. "Sore hari biasanya ada beberapa anak muda yang berkelompok meminta klakson dibunyikan," ujarnya.

Karena semakin banyak permintaan di beberapa titik, kadang dirinya sering membunyikan klakson meski tidak ada yang minta.

Ndaru Widodo, seorang kru bus yang sudah berganti-ganti melayani beberapa perusahaan oto bus di Yogyakarta mengatakan, klakson bus yang berbunyi 'telolet' dengan suara nyaring awalnya hanya dimiliki oleh PO Bus Efisiensi jurusan Yogya-Purwokerto.

"Sudah cukup lama sebenarnya, sekitar 5-6 tahun lalu, Efisiensi yang punya dulu. Karena suaranya bagus, banyak kru armada bus lain yang mulai melirik dan mengganti klaksonnya seperti klakson bus Efisiensi," ujarnya.

Ndaru sendiri sudah malang melintang di Terminal Yogyakarta belasan tahun. Dia tidak tahu persis dari mana klakson tersebut awalnya dibeli. Namun menurutnya, klakson 'telolet' yang asli tidak dibeli di dalam negeri. "Menurut cerita antarkru, klakson itu dulu dibeli di Arab Saudi," ujarnya.  Klakson 'telolet' yang dipasang di bus sendiri tidak semua asli. Banyak di antaranya yang KW alias aspal.

Baca juga,  Ini Gaya Anies-Sandi dalam Video Om Telolet Om.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement