Senin 19 Dec 2016 20:38 WIB

Mendongkrak Minat Baca Siswa Lewat Literasi Masif

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
  Pengunjung anak-anak membaca buku di Perpustakaan Gasibu, di kawasan Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Ahad (18/9).
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Pengunjung anak-anak membaca buku di Perpustakaan Gasibu, di kawasan Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Ahad (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat terus berupaya meningkatkan minat baca masyarakat terutama generasi muda. Melihat Indonesia masih menjadi negara dengan tingkat membaca yang rendah.

Hal ini diupayakan lewat gerakan-gerakan literasi yang masif. West Java Leader's Reading Challenge (WJLRC) menjadi upaya meningkatkan minat membaca yang saat ini tengah difokuskan di sekolah-sekolah.

Netty Heryawan yang menjadi Bunda Literasi Jawa Barat mengatakan WJLRC menjadi stimulus bagi siswa untuk lebih akrab dengan buku. Sehingga hari-harinya lebih akrab dengan buku dibandingkan gadget di era modernisasi saat ini.

"Kita mengapresiasi kegiatan WJLRC yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Jabar. Ini kegiatan yang menjadi stimulus bagi siswa kita membangun minat baca mereka," kata Netty usai meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah lewat WJLRC di Pusdai Jawa Barat, Senin (19/12).

Menurutnya, dalam WJLRC ada tantangan yang diberikan kepada siswa yang mengharuskannya membaca. Tantangan ini akan dipantau sekolah melalui guru-guru.   

"Tantangan untuk mulai membaca diserahkan kepada mereka apapun yang mereka baca. Kemudian mereka harus menulis review, key point dari buku itu," ujarnya.

WJLRC menantang para pelajar di Jabar untuk membaca sejumlah buku selama 10 bulan. Bagi yang berhasil, baik guru maupun siswa akan mendapat medali dan sertifikat penghargaan dari Gubernur Jabar.

Untuk guru penggerak dan perintis yang mendamping siswa juga akan diberi sertifikat penghargaan sejumlah 84 jam pelatihan dan penerapan pendidikan literasi yang ditandatangani kepala dinas pendidikan provinsi Jawa Barat. Begitupun sekolah yang sukses membantu hingga 100 persen peserta WJLRC menuntaskan tantangan selama 10 bulan berhak atas piagam penghargaan dari gubernur Jawa Barat sebagai Sekolah Inspiratif.

Selain itu, Netty menuturkan ada sejumlah lomba yang melatih literasi siswa. Seperti lomba membaca dan bercerita yang rutin diadakan sekolah.

Ia meyakini dengan program ini akan berdampak pada kemajuan generasi bangsa. Untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki kompetensi.

"Indonesia harus bisa bersaing. Kalau kita ingin memenangkan persaingan tentu harus memiliki tiga hal, pertama karakter, kedua memiliki kemampuan literasi serta memiliki kompetensi," tuturnya.

Ia mengatakan meningkatkan minat literasi anak-anak merupakan tugas seluruh pihak, bukan hanya pemerintah. Karenanya ia mengharapkan peran keluarga dalam meningkatkan minat literasi anak-anaknya.  

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang juga hadir mengatakan pemerintah harus mendukung penuh program gerakan literasi di masing-masing daerah. Dengan dimulai dari lingkungan sekolah.

"Dalam bangun SDM harus ada karakter dalam kemampuan literasi dan kompetensi. Ada gerakan literasi disekolah supaya kemampuan budaya baca tulis manusia tumbuh berkembang dari sekolah," kata Deddy.

Pemprov Jabar pun mendukung penuh lewat penyediaan buku-buku untuk melengkapi bahan baca siswa.

Selain itu, pemprov juga mengadakan pelatihan bagi guru-guru pendamping.

Ia berharap dengan diambil alihnya pengelolaan SMA/SMK dapat memajukan program meningkatkan minat literasi. Di antaranya pembanguann perpustakaan yang menjadi infrastruktur pendukung. "Mudah-mudahan kalau SMA dibawah provinsi semestinya dilengkapi infrastruktur lebih mendukung," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement