REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Zulkifli Hasan menyayangkan jika umat Islam yang menuntut ketidakadilan saat ini kerap menjadi korban politisasi dengan tega menuduh mereka tidak Pancasilais.
Terlebih, bila rasa itu diungkapkan dengan sedikit keras seperti menyebut radikal atau dituduh bersikap intoleransi.
Menurut Zulkifli, persatuan umat semakin mendesak melihat kebutuhan umat akan ulama-ulama, yang tidak lagi bisa berharap banyak dari Timur Tengah.
Menurut Zulkifli, agama di dua kutub seperti Arab Saudi dan Iran sudah bercampur aduk, baik politik maupun kepentingan masing-masing. "Maka itu, mari kita bersatu kesampingkan perbedaan dengan MUI sebagai tenda besar umat," ujar Zulkifli.
Zulkifli mengimbau umat mengesampingkan dulu perbedaan sesama Muslim. Ini mengingat banyak masalah kebangsaan yang seharusnya perlu diselesaikan dengan mengesampingkan perbedaan.
"Perbedaan-perbedaan seperti mazhab kesampingkan dulu, banyak masalah yang harus dihadapi, nanti saja dibahas lagi kalau umat Islam sudah hebat," kata Zulkifli, Selasa (13/12).
Ia menerangkan, tantangan yang ada seperti kepemilikan tanah dan kekayaan Indonesia sudah tidak lagi dimiliki masyarakat pribumi. Selain itu, kesenjangan sosial semakin terasa, terutama bagi orang-orang miskin, dan kondisi itu yang menimbulkan rasa ketidakadilan.
Baca juga, Ketua MUI Heran Berjuang Demi Islam Disebut tak NKRI.