REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin, mengaku heran ada saja yang tidak senang saat umat Islam tengah memperjuangkan kehidupan Islam. Bahkan, Muslim yang sedang berjuang sering mendapat fitnah merusak kebinekaan atau dituduh melakukan islamisasi.
"Padahal, masalah kebinekaan itu sudah selesai, tatkala disepakati Piagam Jakarta menjadi lima poin yang tertuang di Pancasila," kata Ma'ruf Amin, Selasa (13/12).
Untuk itu, ia meminta siapapun elemen masyarakat yang tidak senang dengan perjuangan umat Islam, jangan malah menebar fitnah dengan menuduhnya tidak NKRI apalagi tidak Pancasilais. Ma'ruf menegaskan, budaya seperti itu yang justru harus bisa dibenahi dari masyarakat Indonesia.
Ia mengingatkan, penghapusan tujuh kata yang ada di Piagam Jakarta merupakan pengorbanan besar dari umat Islam. Hal itu dilakukan demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ma'ruf meminta perjuangan Muslim akan kehidupan Islam jangan lagi dikesankan buruk, apalagi disangkutkan dengan NKRI. "Justru itu harus dimaknai sebagai bagian dari kebinekaan, bagian dari kemerdekaan," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf menambahkan, aspirasi umat Islam yang 90 persen ini malah harus bisa ditampung, terlebih mengingat ulama-ulama para pendiri bangsa telah merelakan prinsip-prinsip yang ada demi NKRI. Tentu saja aspirasi itu harus disampaikan dengan cara-cara yang damai dan santun.
Baca juga, Ini Tujuh Kisah Manis Kenangan Aksi 212.