REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Warga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Bandung mengungkapkan kekerasan seksual yang menimpa anak di sekolah banyak terjadi. Dimana, kebanyakan pelaku yang melakukan tindak kekerasan merupakan orang terdekat seperti oknum guru, tukang ojeg dan pedagang.
Kepala Bidang Perlindungan Anak BKBPP Kabupaten Bandung, Haslili Handayani mengungkapkan kekerasan seksual yang menimpa anak tidak hanya terjadi di lingkungan rumah. Namun, di sekolah pun banyak terjadi dimana pelakunya adalah orang-orang terdekat. "Kekerasan seksual yang menimpa anak kebanyakan pencabulan, itu tidak hanya di lingkungan rumah, sekolah pun banyak (dilakukan) oleh (oknum) guru ada, orang terdekat di sekolah ada seperti ojeg, pedagang," ujarnya, Selasa (13/12).
Menurutnya, berdasarkan laporan yang masuk, total kekerasan seksual yang menimpa anak dan perempuan hingga November mencapai 138 kasus. Dengan rincian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) mencapai 59 kasus, kekerasan seksual 70 kasus dan perdagangan manusia 9 kasus.
Ia menuturkan, sebanyak 62 persen dari total jumlah kasus tersebut banyak menimpa anak. Sementara sisanya menimpa orang dewasa. Jumlah kasus tersebut meningkat dibandingkan tahun 2015 dengan total kasus sebanyak 125 kasus.
Haslili mengatakan pihaknya terus melakukan penanganan terhadap korban kekerasan seksual sekaligus melakukan pencegahan. Salah satu kegiatan yang rutin dilaksanakan adalah kunjungan dan sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah tentang informasi anti kekerasan terhadap anak dan perempuan. "Penanganan sudah intens (dilakukan). Kita sudah punya jejaring kerja untuk penanganan kasus," ungkapnya.