Ahad 11 Dec 2016 07:02 WIB
70 Tahun Rhoma Irama

Dari Chandraleka, Purnama, Hingga 'Raja Abadi' dengan Soneta

Si Raja Dangdut, Rhoma Irama, tetap seorang bintang yang menjadi magnet dalam tiap penampilannya bersama Group Soneta.
Foto: antara
Si Raja Dangdut, Rhoma Irama, tetap seorang bintang yang menjadi magnet dalam tiap penampilannya bersama Group Soneta.

Dari Chandraleka, Purnama, Hingga 'Raja Abadi' dengan Soneta

Oleh: Muhammad Nur, Soneta Mania

================

Ahad, 11 Desember 2016 ini, Rhoma Irama berulang tahun yang ke 70, sekaligus memperingati 46 tahun usia perjalanan karir Soneta Group.

Mengikuti perjalanan karir musik Rhoma Irama secara profesional yang diawali pada tahun 1968 ketika bergabung dengan Orkes Melayu (OM)   Chandraleka, pimpinan Umar Alatas untuk rekaman dalam album Pelita Hidup membawakan dua lagu masing-masing berjudul Djelita Teruna dan Ingkar Djanji. Berikutnya Rhoma Irama, yang saat itu masih memakai nama Oma Irama bergabung dari satu group ke group lainnya, dari jalur orkes Melayu, pop bahkan musik Gamelan (album Sekar Tjatur).

Titik balik yang menentukan jati diri seorang Rhoma Irama adalah ketika ia bergabung dan berguru di OM Purnama pimpinan Awab Abdullah. Bersama Purnama-lah Rhoma semakin memantapkan eksistensi di jalur orkes Melayu karena selain sebagai penyanyi, ia juga mulai banyak mencipta lagu meskipun sebagian merupakan saduran dari lagu India yang memang mulai menjamur di era 60-70an.

Tak puas bergabung dengan Purnama, 11 Desember 1970 Rhoma membentuk Group sendiri yang diberi nama Soneta, yang diambil dari nama puisi Italia. Meskipun sudah membentuk group sendiri, namun untuk rekaman album Rhoma tetap meminta bantuan Awab dan personil purnama yang memang sudah berpengalaman di bidang rekaman studio, dan ini berlanjut hingga tahun 1973.

Setelah cukup menimba ilmu dan pengalaman dari Purnama, Soneta  pada akhirnya dapat mandiri menyelesaikan album rekaman studio tanpa bantuan personil Purnama.

Perpisahan Rhoma dan Awab Purnama bukanlah sesuatu yang mudah. Dalam suatu acara Haul almarhum Awab tahun lalu, Rhoma mengatakan, " Awab itu guru saya, kalau tidak ada Awab tidak ada Rhoma Irama dan kalau tidak ada Purnama, tidak akan ada SONETA yang besar seperti sekarang ini". Dengan pengakuan ini menunjukkan bahwa Rhoma bukanlah sosok yang mudah melupakan orang-orang yang pernah ikut merasakan pahit dan getirnya berjuang membesarkan orkes Melayu, sebelum menjadi dangdut di akhir 70-an.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement