Ahad 11 Dec 2016 07:02 WIB
70 Tahun Rhoma Irama

Dari Chandraleka, Purnama, Hingga 'Raja Abadi' dengan Soneta

Si Raja Dangdut, Rhoma Irama, tetap seorang bintang yang menjadi magnet dalam tiap penampilannya bersama Group Soneta.
Foto:
Grup Dangdut Soneta

Keputusan berani yang dilakukan Rhoma membuahkan  hasil. Album-album Soneta  yang mengiringi Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih merajai industri musik rekaman Indonesia. Julukan Raja dan Ratu Dangdut pun disandarkan kepada keduanya dan tetap bertahan hingga saat ini, meskipun banyak media mencoba memunculkan figur figur lain sebagai Raja maupun Ratu Dangdut. Karena pada hakekatnya gelar itu diberikan oleh masyarakat dan masyarakat lah yang berhak untuk mengambil gelar itu untuk diserahkan kepada yang benar benar berhak atas gelar itu.

Dahsyatnya "gelombang" musik Melayu yang dihembuskan Rhoma dan SONETA membuat banyak musisi dan group Band harus terpaksa "menebalkan muka" untuk ikut ikutan membuat album musik Melayu. Namun hal itu tak menyurutkan Rhoma dan Soneta. Bagai air bah Rhoma dan Soneta terus mengalir dan bertahta di singgasana musik Indonesia.

Hengkangnya Elvy Sukaesih dan beberapa personil Soneta, serta perseteruan dagang antara dua Raksasa studio rekaman yaitu Remaco dan Yukawi yang memperebutkan "rezeki" dari Rhoma dan Soneta tidak mampu menghalangi laju Rhoma dan Soneta.

Elvy Sukaesih digantikan Rita Sugiarto, mundurnya Kadir (gendang) dan Herman (bass) digantikan oleh Chovif dan Popong, musisi group Gavilas Banyuwangi. Masuknya kedua personil baru tersebut menambah daya dorong aransemen musik Soneta yang lebih dinamis, apalagi Rhoma kemudian menambahkan rototom (Remo) pada pukulan gendang Chovif yang pada giliran berikutnya dilengkapi dengan drum. Begitupun pada tamborin, Rhoma menyerahkan kepada Ayub seperangkat perkusi plus timpani. Untuk memperindah aransemen ditambahkan barisan Brass section (terompet, sax dan alto sax). Hingga akhir 80an,  Soneta adalah satu satunya group musik di Indonesia yang memiliki peralatan panggung terlengkap dengan berat lebih dari 15 ton.

Bersama Soneta, Rhoma sudah menghasilkan lebih dari 800 lagu yang hampir seluruhnya menjadi hit dan melegenda hingga saat ini. Mulai Begadang (1975) hingga Judi (1988) sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, ketika kita berteriak "judi", seketika akan ada yang menyambut dengan kata "teeet", menirukan suara terompet dalam lagu tersebut. Belum lagi idiom kata "terlalu" yang diucapkan dengan menirukan logat Rhoma yang tebal dan berat. Ini semua hanya sebagian kecil bukti yang menunjukkan kebesaran seorang Rhoma Irama dan Soneta  Group di dalam mempengaruhi dan mengilhami masyarakat Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement