Ahad 11 Dec 2016 03:28 WIB

Mantan Ketua Dewan Syuro PKB Riau Meninggal Dunia

Karangan bunga ucapan duka cita dari Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.
Foto: Istimewa
Karangan bunga ucapan duka cita dari Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Keluarga besar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kehilangan seorang tokoh yang pernah berkontribusi membesarkan partai besutan almarhum KH Abdurrahman Wahib (Gus Dur) di Provinsi Riau. Beliau adalah KH Khaidir Mat Wafa (57 tahun). Mantan Ketua Dewan Syuro PKB Riau ini meninggal dunia di RSCM Jakarta pada Sabtu (10/12) pukul 14.55 WIB.

“Beliau meninggal dunia usai menjalani operasi by pass jantung di RSCM,” kata M Iqbal, mertua almarhum kepada Republika, Sabtu (10/12).

Menurut Iqbal, almarhum naik ke meja operasi pada Jumat (11/12). Operasi berjalan lancar dan selesai sekitar pukul 15.00 WIB. Namun, setelah ditunggu beberapa lama, kesadaran almarhum tak kunjung datang. Tim dokter RSCM yang menangani operasi pun meminta para keluarga agar berkumpul dan memberikan dukungan doa. Namun, akhirnya Allah SWT berkehendak lain. KH Khaidir Mat Wafa meninggal dunia 24 jam setelah operasi.

“Mohon doa untuk almarhum dan sampaikan salam kepada semua murid, didikan, dan kenalan beliau. Mohon juga dimaafkan apabila almarhum punya kesalahan dan khilaf,” ujar Iqbal.

Kepergian almarhum juga meninggalkan duka mendalam bagi para pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Islamadina Perumahan Griya Kalibaru, Cilodong, Depok, Jawa Barat. KH Khaidir Mat Wafa yang pernah tercatat sebagai anggota Komisi II DPR periode 2004-2009 dari Fraksi PKB memang aktif sebagai guru mengaji di Masjid Islamadina selama beberapa tahun terakhir.

“Sejak tidak aktif di politik, almarhum sudah mewakafkan dirinya untuk masjid ini,” kata M Fathi Royyani, salah satu pengurus DKM Islamadina.

Fathi melanjutkan, enam hari sebelum wafat, pengurus dan jamaah DKM Islamadina masih sempat berbincang-bincang dengan almarhum di kediamannya. Saat itu, almarhum tampak sehat dan meminta dukungan doa dari jamaah untuk kelancaran rencana operasi yang akan dijalankannya.

“Karena itu, pengurus dan jamaah sangat kehilangan. Beliau orang yang baik dan masih banyak ilmunya yang belum sempat disampaikan kepada jamaah. Insya Allah, khusnul khatimah,” kata Fathi.

Pantauan Republika di kediaman KH Khaidir Mat Wafa di Perumahan Griya Kalibaru, Sabtu malam, sanak keluarga almarhum sudah berkumpul. Pengurus dan jamaah Masjid Islamadina pun menggelar pengajian di rumah duka. Di depan rumah almarhum terpasang karangan bunga yang dikirim oleh Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar dan Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding.

KH Khaidir Mat Wafa lahir di Bagan Siapi-api pada 27 Desember 1959. Sebelum menjadi anggota DPR, pria yang pernah mengenyam pendidikan di Matlail Ulum College dan Universitas Al-Azhar Kairo ini mengawali karirnya sebagai staf penerjemah di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh, Arab Saudi, pada 1984-1989. Mantan ketua Himpunan Mahasiswa Asia Tenggara di India ini kemudian tercatat sebagai dosen luar biasa di IAIN Sultan Syarif Kasim Riau.

Pada pemilu legislatif 2004, KH Khaidir terpilih menjadi salah satu anggota DPR dari daerah pemilihan Riau dengan raihan 14.375 suara. Selama di DPR, almarhum aktif di Komisi II dan Badan Kerja Sama Antar Parlemen. Lima tahun berkiprah di Senayan, almarhum tercatat aktif turut memperjuangkan dana bagi hasil untuk Provinsi Riau serta terlibat dalam mewujudkan perjuangan pembentukan Kepulauan Meranti menjadi kabupaten otonom. Pada akhirnya, Kepulauan Meranti resmi menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Riau dan melepaskan diri dari kabupaten induknya, yakni Bengkalis, melalui pengesahan UU Nomor 12/2009 tertanggal 16 Januari 2009.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement