REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar Mukhammad Misbakhun mengakui berkarier di dunia politik bukan hal mudah. Namun di politik, ia harus menjalaninya dengan rasa syukur meskipun menghadapi situasi pahit dan kerasnya tantangan.
Misbakhun mengatakan hal itu ketika diundang sebagai pembicara di Sekolah Politik Nasional I yang diselenggarakan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), di Jakarta, seperti dikutip dalam siaran persnya, Sabtu (10/12).
Anggota Komisi XI DPR RI ini bercerita soal perjalanan kariernya di dunia politik di hadapan lebih dari 100 kader ICMI yang menjadi peserta Sekolah Politik. Menurut Misbakhun, dirinya memulai karier sebagai pegawai negeri sipil di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, kemudian menyeberang ke dunia politik dan menjadi anggota DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Misbakhun yang baru periode pertama di DPR RI, namanya langsung populer lantaran bersama delapan anggota DPR RI lainnya, atau disebut Tim Sembilan, berhasil mendorong kasus bailout Bank Century diproses di DPR RI melalui Panitia Khusus Hak Angket pada Desember 2009 hingga Maret 2010. "Namun, saya kemudian menjadi sasaran kriminalisasi dari pemerintah saat itu, hingga dipenjara selama dua tahun," katanya.
Politikus asal Jawa Timur ini menambahkan, dirinya dibebaskan setelah putusan Mahkamah Agung memutuskan dirinya tidak bersalah. "Bagi saya, episode terbaik hidup saya adalah saat dipenjara. Di sel penjara, saya bisa khatam Alquran selama tiga hari. Saya bisa lebih banyak beribadah," katanya.
Misbakhun menambahkan setelah bebas dirinya masih menghormati Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden dan tokoh. "Saya mengkritik kebijakannya, bukan pribadinya," katanya.