Sabtu 10 Dec 2016 16:10 WIB

Pengungsi di Pidie Jaya Aceh Membutuhkan Peralatan Bayi Higienis

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Psikolog anak Kak Seto mengajak pengungsi anak korban gempa bermain sambil menyanyi di pengungsian, Pidie jaya, NAD, Jumat (9/12).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Psikolog anak Kak Seto mengajak pengungsi anak korban gempa bermain sambil menyanyi di pengungsian, Pidie jaya, NAD, Jumat (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menuturkan berbagai kebutuhan yang masih diperlukan para pengungsi korban gempa Pidie Jaya, Aceh.

Sutopo berharap para donatur tidak hanya mengirimkan susu tapi juga peralatan higienis. Hal ini karena banyak bayi yang akhirnya diare sebab peralatan minum susunya tidak higienis.

"Air terbatas sementara harus higienis, sering terjadi bayi diare karena botol nggak higienis," kata Sutopo di kantor BNPN, Jakarta Timur, Sabtu (10/12).

Para bayi dan balita juga membutuhkan Makanan Pengganti ASI. Sutopo mengatakan kebutuhan air bersih mendesak bagi warga. BNPB terus mobilisasi tanki air dan hidran.

Sutopo menambahkan posko utama juga masih banyak membutuhkan bantuan relawan. Sukarelawan tim SAR memang sudah banyak. Namun, dia mengungkapkan masih dibutuhkan saat ini sukarelawan untuk membantu pemulihan korban.

"Yang dibutuhkan relawan trauma healing, relawan untuk anak, lansia, dan relawan dapur umum," kata Sutopo.

Doktor ortopedi juga dibutuhkan oleh para pengungsi. Selain itu, pengungsi juga memerlukan tenda, sarung, hingga mukena. "Di Aceh seperti yang kita ketahui sebagaian besar Muslim," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement