REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Sejumlah Pedagang di Pasar Meureudu tampak sudah mulai berjualan pada hari keempat pasca-musibah gempa bumi yang melanda Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Rabu (7/12) menjelang subuh. Namun, di hari pertama mereka berjualan pembeli masih tampak sepi.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, ada sejumlah toko sembako yang buka di pasar tersebut. Selain toko sembako, ada penjual ikan yang mulai berjualan.
Salah satu penjual bahan sembako, Safri (31 tahun) mengaku dirinya terpaksa berjualan lantaran merasa kasihan terhadap para pelanggannya. Padahal, kata dia, di rumahnya sendiri sebenarnya belum selesai membereskan kerusakan akibat gempa berkekuatan 6,5 skala richter tersebut.
"Saya jualan karena kasihan sama pelanggan saja, padahal di rumah pun belum siap sebenarnya, belum beres," ujar Warga Desa Meuraksa tersebut saat ditemui, di Pasar Meureudu, Pidie Jaya, Aceh, Sabtu (10/12).
Namun, menurut dia, di hari pertama penjualannya masih sepi pembeli lantaran warga masih banyak yang mengungsi. Dia mengatakan, yang membeli dagangannya hari ini hanya para pelanggan tetap. "Langganan saja yang beli, sedikit orang yang beli. Mana ada banyak," ucap dia
Safri mengatakan, saat gempa itu terjadi Pasar Meureudu belum buka, sehingga ia selamat dari bencana tersebut. Saat itu, ia berada di rumahnya dan berayukur rumahnya pun tidak runtuh.
"Alhamdulillah kalau rumah saya tidak apa-apa. Toko saya juga hanya di bagian dalam yang retak," kata Safri.
Bangunan di bagian muka Pasar Meureudu tampak hancur akibat goncangan gempa, sehingga banyak ditemukan korban tewas di balik reruntuhan bangunan toko di pasar tersebut. Menurut Safri, korban tewas tersebut rata-rata pedagang yang memang menginap di tokonya atau rumah toko.
"Kalau yang banyak yang meninggal itu ada di bagian depan. Mereka menginap saat itu. Kalau saya sendiri belum di pasar karena pasar bukanya pukul 06.30 WIB," kata Safri.