Sabtu 10 Dec 2016 06:44 WIB

Masyarakat Indramayu Dilatih Olah Makanan Berbahan Mangrove

Rep: Frederik Bata/ Red: Dwi Murdaningsih
'Cooking with Mangrove' bersama Chef Aiko.
Foto: pertamina
'Cooking with Mangrove' bersama Chef Aiko.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU --  Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan berupaya meningkatkan pamor makanan olahan berbahan mangrove sebagai salah satu potensi untuk mengangkat perekonomian masyarakat Indramayu. Salah satunya dengan memberikan edukasi serta pelatihan pengolahan makanan berbagan baku mangrove dalam kegiatan 'Cooking with Mangrove' bersama Chef Aiko, di Komplek Patra Ayu, Indramayu.

Kursus memasak yang diikuti sekitar 200 peserta dari ibu-ibu PKK Kabupaten Indramayu, UMKM Binaan Pertamina tersebut, diharapkan dapat memberikan alternatif produk olahan makanan berbahan baku mangrove. Hingga saat ini Pertamina RU VI Balongan telah membina beberapa kelompok masyarakat di sekitar Pantai Karangsong untuk melalukan pembibitan dan penanaman mangrove sekaligus mengembangkannya sebagai bahan olahan pangan.

Salah satunya melalui pembinaan dan pelatihan kepada kelompok Jaka Kencana. Kelompok yang digawangi Abdul Latif dengan 50 orang anggotanya, telah menghasilkan produk pangan berbahan dasar mangrove seperti sirup, kecap, tempe, cokelat, dan aneka keripik.

“Kami melihat perlunya pengembangan mangrove sebagai sumber makanan olahan sebagai potensi usaha bagi masyarakat sekitar Karangsong, sehingga nantinya akan bisa menjadi salah satu makanan khas atau unggulan yang bisa dinikmati seluruh kalangan masyarakat dan dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat, kata Rustam Aji selaku Head of Communication and Relation Pertamina RU VI Balongan lewat siaran pers yang diterima Republika,  Jumat (9/12).

Pengembangan mangrove di Pantai Karangsong, memiliki cerita panjang dan tak lepas dari kebocoran minyak di Indramayu pada tahun 2008. Wilayah Karangsong termasuk yang paling terdampak akibat pencemaran minyak. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pemulihan lingkungan, Pertamina gencar melakukan penanaman dan konservasi terhadap mangrove di kawasan tersebut.

Upaya tersebut telah mendorong kawasan konservasi mangrove Karangsong berkembang menjadi kawasan ekowisata, hingga oleh pemerintah dinobatkan sebagai sentra pengembangan mangrove di wilayah barat Indonesia.

Perjalanan panjang pengembangan ekowisata mangrove dan pemberdayaan masyarakat di sekitar Pantai Karangsong, pada hari ini dipaparkan melalui acara bedah buku “Berlabuh di Pantai Karangsong”.

Selain bedah buku, juga diadakan Talkshow dengan tema “Potensi Mangrove dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat” yang dihadiri narasumber antara lain Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Bupati Indramayu Anna Sophanah, GM RU VI Balongan Afdal Martha, serta Abdul Latif yang mewakili masyarakat penggiat lingkungan Pantai Karangsong.

Ketiga kegiatan tersebut, merupakan bagian dari rangkaian Peringatan HUT Pertamina ke-59, dimana pada puncaknya akan diselenggarakan pada 10 Desember 2016, melalui kegiatan “Pemberdayaan Pesisir dan Pembersihan Pantai” di lima wilayah. Yakni Tanjung Uban – Kepulauan Riau, Indramayu – Jawa Barat, Cilacap – Jawa Tengah, Banyuwangi – Jawa Timur dan Balikpapan –Kalimantan Timur.

“Rangkaian kegiatan ini merupakan wujud komitmen Pertamina dalam konservasi dan rehabilitiasi lingkungan, dimana hasilnya tidak hanya memberi dampak positif terhadap alam namun juga memberi kontribusi yang signifikan dalam memajukan perekonomian masyarakat. Kami harap rangkaian kegiatan yang kami lakukan dapat menginspirasi masyarakat untuk menjaga lingkungan sekaligus menggembangkan potensi lokal guna menggerakkan perekonomian masyarakat secara optimal,” ujar Rustam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement