Jumat 09 Dec 2016 14:40 WIB

Ketika Jokowi Bertanya dan Habibie Menjawab

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Presiden RI ke-3 BJ Habibie.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Presiden RI ke-3 BJ Habibie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ketiga Indonesia, BJ Habibie menceritakan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kala itu, Jokowi sempat bertanya tentang kondisi bangsa. Menurut Habibie, Jokowi merasa Indonesia saat ini tertinggal dengan negara-negara lainnya.

Jokowi pun bertanya padanya tentang kesalahan apa saja yang dilakukan pemerintahan selama ini sehingga membuat Indonesia tertinggal dari negara lainnya. "Sebelum saya berangkat keluar negeri saya pamit sama Presiden Jokowi. Waktu saya bertemu beliau, dia tanya, 'Pak Habibie kenapa kok kita kalah dengan negara-negara tetangga, di mana kesalahannya?'" kata Habibie dalam acara Silaknas ICMI, di Ancol, Jakarta, Jumat (9/12).

Menurut Habibie, ketertinggalan bangsa ini diakibatkan karena pemerintahan selama ini enggan meneruskan program dari pemerintahan sebelumnya. Habibie mengatakan, setiap pemerintahan yang baru biasanya membuat dan menjalankan program yang baru.

"Saya katakan kita tidak mengenang budaya estafet. Setiap orang kalau dapat jabatan yang baru dia tidak mau meneruskan apa yang telah diraih oleh pejabat dalam bidang yang sama sebelumnya. Dia singkirkan semua, dia membuat yang baru," jelas Habibie.

Ia menjelaskan, jika pemerintahan berikutnya menjalankan program yang berhasil dicapai oleh pemerintahan sebelumnya, maka Indonesia akan lebih cepat mengejar ketertinggalan. Kendati demikian, Indonesia juga perlu mempersiapkan generasi yang akan datang.  

"Kalau estafet itu ya kita harus persiapkan generasi yang akan datang, yang harus lebih baik dari kita, lebih cepat larinya," ungkapnya.

Selain itu, juga diperlukan pengembangan mekanisme dengan teknologi yang mutakhir. Program tersebut kemudian dapat dijalankan oleh para generasi muda.

"Kedua kita harus mengembangkan mekanisme dan teknologi, bagaimana kita serahkan program itu kepada generasi mendatang, tidak terjadi sesuatu yang menghilangkan energi dan merusak momentum-momentum yang sudah ada. Harus pelajari harus kembangkan bersama untuk sasaran," kata Habibie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement