Jumat 09 Dec 2016 09:44 WIB

Transportasi di Pidie Jaya Masih Lumpuh

Rep: Muhyiddin/ Red: Angga Indrawan
 Warga bersama aparat melakukan evakuasi lanjutan di reruntuhan ruko di Pasar Meureudu, Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Warga bersama aparat melakukan evakuasi lanjutan di reruntuhan ruko di Pasar Meureudu, Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascagempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh Rabu (7/12), transportasi kini masih lumpuh. Masyarakat ataupun relawan yang tidak mempunyai kendaraan tak dapat melakukan aktivitas.

Salah satu warga Pidie Jaya (Pijay), Mukim Rusli (65 tahun) mengatakan, biasanya pendatang yang datang ke Pijay dapat mengendarai ojek pangkalan atau disebut RBT. Namun, karena adanya musibah gempa tersebut ojek tersebut tidak lagi beroperasi.

"Kalau transportasi umum di sini adanya cuma RBT, tapi sekarang mereka tidak ada juga. Ya karena musibah ini jadi gak ada," ujar dia saat ditemui di salah satu Posko Pengungsian di Kecamatan Merdu, Pidie Jaya, Jumat (8/12).

Sebelum gempa, kata dia, biasanya ojek tersebut selalu standby di persimpangan jalan untuk menjemput kedatangan orang yang datang dari Banda Aceh atau daerah lainnya. Namun, saat ini mereka disewa pun tidak akan mau.

Rusli mengatakan, sebenarnya ada juga bus sekolah yang disediakan. Namun, karena siswanya banyak yang masih berada di pengungsian, bus yang disediakan pemerintah itu pun tak dioperasikan. "Bus sekolah ada, tapi murid-muridnya gaka ada," kata dia.

Sementara secara terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan, untuk transportasi darat pihaknya telah melakukan koordinasi dengan organda setempat. "Perhubungan darat kita koordinasikan dengan Organda. Pokoknya jalan lintas utama ini tidak, tapi di jalan ke desa-desa ini memang ada yang retak," ujar Budi saat ditemui di Masjid Al-Munawwarah atau Posko Pengungsian Meurah Dua, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement