REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Warga Aceh sempat berpkir akan terjadi tsunami ketika gempa berkekuatan 6,4 skala richter pada Rabu pagi terjadi.
Pemantaun di sejumlah lokasi, gempa yang terjadi pada pukul 05.04 WIB membuat kepanikan luar biasa. Banyak warga yang takut dan berusaha ke luar rumah secepatnya untuk menyelamatkan diri.
Mereka khawatir terulangnya kembali tsunami, sebagaimana pada 26 Desember 2004. Fitriani, salah seorang warga Meuraksa, Kabupaten Pidie Jaya, yang merupakan daerah episentrumnya gempa kuat itu mengatakan, guncangan gempa pada waktu subuh tersebut, membuat warga berhamburan ke luar rumah dan berusaha menyelamakan diri.
Warga keluar dari rumah karena guncangannya sangat kuat, bahkan berbagai barang perabotan berjatuhan.
Bahkan, kata dia, banyak warga yang berpikir akan terjadi tsunami, sehingga menjauh dari daerah pinggiran menuju ke arah yang jauh dari lautan.
"Kami mengkhawatirkan akan terjadi tsunami, sehingga keluar rumah dan pergi menuju ke arah Simpang Tiga, biar agak jauh dari laut bila terjadi tsunami," ujar warga Desa Meuraksa ini.
Sementara itu, dari Lhokseumawe dilaporkan, warga banyak yang berhamburan keluar rumah dan menuju lapangan, saat terjadinya guncangan tersebut. Mereka menghindari reruntuhan bangunan, meskipun di kota itu tidak adanya bangunan yang roboh.
"Bahkan warga yang bermukim dekat dengan pantai seperti di wilayah pesisir Lhokseumawe, terus berhati-hati dan memantau apakah terjadinya tsunami ataupun tidak," ujar Ilyas salah seorang warga.
Baca juga, Menyusul Gempa, Aceh Jadi Trending Topic Dunia.
Pengalaman musibah tsunami yang terjadi pada 2004 lalu, telah menyisakan rasa trauma yang mendalam bagi masyarakat Aceh. Sehingga saat terjadinya gempa yang begitu terasa guncangannya, warga langsung terpikir akan terjadinya tsunami dan berusaha menyelamatkan diri.