Selasa 06 Dec 2016 19:58 WIB

Sylviana Lebih Memilih Bergerilya daripada Blusukan, Ini Alasannya

Rep: Amri Amirullah/ Red: Ilham
Cawagub DKI Jakarta nomer urut 1 Sylviana Murni memberikan paparan saat silaturahim ke redaksi Republika, Jakarta, Selasa (6/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Cawagub DKI Jakarta nomer urut 1 Sylviana Murni memberikan paparan saat silaturahim ke redaksi Republika, Jakarta, Selasa (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut satu, Sylviana Murni menegaskan, terjun bersama rakyat merupakan program yang telah ia lakukan sejak lama, selama berkiprah menjadi birokrat di Jakarta. Cara wanita yang akrab disapa Mpok Sylvi ini dekat dengan rakyat adalah turun untuk menyelesaikan persoalan di lapangan.

Namun, Mpok Sylvi enggan menyebut istilah itu dengan blusukan. "Saya lebih memilih istilah bergerilya, bukan blusukan. Sebab, bergerilya adalah istilah untuk melawan kekuatan besar," ujarnya kepada jajaran pimpinan dan redaksi Republika.co.id, Ahad (6/12).

Bila dipercaya memimpin Jakarta bersama Agus Harimurti, Sylvi menegaskan 40 persen waktunya akan ia habiskan untuk bergerilya. Sedangkan sisanya kerja di kantor. "Umur saya 58 tahun kalau ikut umur Rasulullah tinggal 5 tahun lagi, jadi pilihan mendekati rakyat lebih penting bagi saya bila menjadi pemimpin," kata dia.

Sylvi sendiri bukanlah orang baru di birokrasi DKI Jakarta, sejak 1997 ia telah dipercaya sebagai Kepala Dinas Pencatatan Sipil ketika masa Gubernur Sutiyoso. Saat itu, ia mengaku memulai pengembangan digitalisasi catatan sipil hingga terjun ke apartemen-apartemen elit yang selama ini tidak tersentuh pencatatan sipil.

Setelah itu, ia menjadi Kepala Dinas Pendidikan. Berbagai prestasi pun sempat ia torehkan, seperti menerbitkan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan mengusulkan BOP (Biaya Operasional Pendidikan). Saat menjadi Wali Kota Jakarta Pusat di era Fauzi Bowo pada 2007, Sylvi menggalakkan penghijauan di wilayah Jakarta Pusat, hingga wilayah ini beberapa kali memperoleh piala Adipura.

Begitu juga ketika ia melakukan pendekatan kepada pedagang buku di Kwitang dan kuliner di Pecenongan untuk ditertibkan. Ia mengaku semua itu dilakukan dengan pendekatan humanis, bukan sekedar penggusuran.

Karir lain, Sylvi adalah Asisten Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2007-2012, Plt Satuan Polisi Pamong Praja pada 2012, Plt Wali Kota Jakarta Barat hingga terakhir menjabat Deputi Gubernur bidang Budaya dan Pariwisata pada 2014-2015. Semua perjalanan karir birokrasi yang ia jalani selama 31 tahun tersebut, diakuinya merupakan modal penting bagaimana membangun Jakarta bersama masyarakat.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement