REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara tim pemenangan Agus-Sylvi, Rico Rustombi program Rp 1 miliar per RW per tahun yang di sampaikan dalam pidato politik adalah program pemberdayaan komunitas. Maka dari itu, Rico mengaku keberatang, jika program tersebut dianggap sebagai dugaan politik uang. Terlebih, anggaran yang digelontorkan nantinya berasal dari APBD, bukan dari kantong pribadi Agus-Sylvi.
"Program ini bukan money politik dan program bagi-bagi uang. Ini adalah program pemberdayaan komunitas dua arah dimana masyarakat mengetahui apa yang mereka butuhkan di lingkungan RT dan RW mereka, sehingga mereka dapat menyampaikan usulan program yang akan di lakukan kepada Pemda DKI untuk meningkatkan kondisi yang lebih baik di lingkungan masing-masing," kata Rico dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Kamis (1/12).
Rico juga memgklaim, tim advokasi Agus-Sylvi sudah menjelaskan program tersebut kepada panwaslu. Maka dari itu, sudah sewajarnya jika program tersebut disampaikan pula kepada rakyat Jakarta, agar mereka mengetahui program yang akan dijalankan calon pemimpinnya.
"Kami sangat keberatan kalau program kami ini di katakan sebagai money politik, karena memang Agus-Sylvi tidak ada uang yang di berikan atau menjanjikan uang kepada masyarakat. Ini kongkrit program kerja yang harus di jelaskan kepada rakyat Jakarta. Rakyat harus tahu dan paham apa yang akan di kerjakan Agus dan Sylvi," jelasnya.
Rico pun mengeluhkan sikap Bawaslu DKI yang menuduh Agus-Sylvi melakukan pelanggaran politik uang karena menjabarkan program kerjanya. Bahkan, Rico merasa, Bawaslu terkesan diskriminatif, karena dia merasa hanya pasangan calon petahana yang bisa menjelaskan secara konkrit program yang sudah dijalankannya.
"Bagaimana Kampanye akan efektif bila hal seperti ini di bilang money politik? Ini terkesan diskrimintif karena hanya petahana donk yang bisa menjelaskan kongkrit program yang sudah di jalankan mereka," ujarnya.