Kamis 01 Dec 2016 17:24 WIB

Kembar Siam di Tasik Tunggu Bantuan untuk Operasi

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Bayi kembar siam dempet di bagian perut lahir sedang dirawat di RSUD DR Soekardjo, Kota Tasikmalaya.
Foto: Rizky Suryarandika/Republika
Bayi kembar siam dempet di bagian perut lahir sedang dirawat di RSUD DR Soekardjo, Kota Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Warga Kampung Sukahurip, Desa Majasari, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Khairuman patut berbangga hati dengan kelahiran kedua putrinya atas nama Fatimahtun Zahra dan Fahimatun Nisa. Namun ternyata ia harus mengelus dada lantaran keduanya lahir dalam kondisi kembar siam. Hingga kini, keduanya mendapat perawatan intensif tim medis di ruang NICU RSUD DR Soekardjo, Kota Tasikmalaya.

Padahal Khairuman mengatakan tak ada dalam silsilah keluarganya yang lahir dalam keadaan kembar. Begitu pula dalam silsilah keluarganya istrinya, Erni. Daripada mengeluh, ia hanya bisa mensyukuri saja kelahiran bayinya dengan kondisi kembar siam.

"Brojol (keluar) sendiri saat berada di jamban, memang sepertinya tidak mungkin karena kembar apalagi dalam kondisi seperti itu. Tapi memang itu kuasa Allah dan kini istri saya sehat berada di rumah, serta telah diberitahukan kondisi bayinya seperti ini," katanya.

Ia menjelaskan istrinya sebenarnya rutin memeriksakan diri kepada bidan ataupun dokter di Cineam. Bahkan ketika dua anak terkonfirmasi dalam rahim istrinya, ia tak mengetahui kalau kondisinya dempet pada bagian perut. Alasannya, istrinya belum pernah melakukan USG.

"Memang saya akui, namanya juga kondisi ekonomi seperti ini kadang asupan makanan kepada istri saya kurang terjamin. Saya berharap keduanya bisa selamat," ujarnya.

Berdasarkan pantauan, Fatimahtun Zahra dan Fahimatun Nisa berada dalam satu ruang inkubator yang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan inkubator lainnya. Keduanya juga menggunakan alat bantu pernafasan. Keduanya sama-sama mengalami gangguan pernafasan. Hal itu dikonfirmasi oleh Dokter Mahbub yang menangani kedua bayi kembar siam tersebut.

Dokter Mahbub mengaku belum bisa menyimpulkan organ tubuh keduanya apakah ada yang menempel atau tidak. Sebab masih diperlukan pemeriksaan secara khusus.

"Tapi kalau jantungnya saya pastikan ada dua karena memang naik turunnya nafas pun terlihat berbeda. Hanya saja keduanya masih dalam kondisi kritis, makanya berada dalam penanganan khusus kami secara intensif," ucapnya.

Ia menjelaskan bayi tersebut lahir pada Selasa, (29/11) sekitar pukul 12.30 WIB dan baru dibawa ke RS dr Soekardjo pada pukul 16.30 WIB. Berat badan total keduanya tiga kilogram. Ia menyebut bayi kembar siam tersebut membutuhkan penanganan khusus sebelum dilakukan pemisahan yang akan dilakukan di RSHS Bandung.

"Harus sehat dulu kondisinya, baru kami bawa ke RSHS Bandung untuk dilakukan pemisahan. Hanya saja memang saat ini masih kritis kondisinya dan memang harus dilakukan di sana," jelasnya.

Mahbub mengatakan, dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk operasi pemisahan bayi kembar siam. Ia menaksir biayanya sekitar 100 juta rupiah.  "Kalau biayanya sendiri kurang lebih mencapai Rp 100 juta. Tetapi bapaknya katanya memang orang kurang beruntung, saya harap beliau mengurus segala persyaratannya saja agar bisa meringankan bebannya," harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement