Kamis 01 Dec 2016 16:22 WIB

Jembatan Apung Kampung Laut Patah Saat Dilalui Siswa

Rep: eko widiyatno/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Jembatan apung yang membentang di selat Nusakambangkan yang menghubungkan Desa Ujung Alang dengan Desa Klaces di Kecamatan Kampung Laut, Cilacap patah. Jembatan yang membentang sepanjang sekitar 71 meter tersebut patah saat dilalui pelajar SMP yang baru pulang sekolah, Kamis siang (1/12). Meski demikian, tidak ada korban dalam kejadian itu.

''Tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu. Hanya anak-anak yang mengalami luka-luka lecet atau luka memar, namun tidak berbahaya,'' ujar Camat Kampung Laut, Nurindra Wahyu.

Akibat kejadian terseut, jembatan yang merupakan jembatan apung pertama di Indonesia tersebut, patah menjadi dua di bagian tengah. Masing-masing sisi yang patah tenggelam ke laut.

Seorang guru sekolah di wilayah Kecamatan Lampung Laut, Muhtar menyebutkan peristiwa patahnya jembatan yang rencananya akan diresmikan akhir Desember 2016 tersebut, terjadi sekitar pukul 12.30 WIB. Saat itu ada sekitar 20 pelajar SMP yang melintasi jembatan. Saat berada di tengah jembatan itulah, jembatan yang dibuat melengkung ke atas tersebut patah pada bagian tengah.

'"Tapi alhamdulillah, tidak ada anak-anak yang menjadi korban. Semuanya selamat, dan hanya luka-luka lecet," katanya.

Saat kejadian, beberapa anak yang sedang berada di atas jembatan sempat tercebur ke laut. Namun, para pekerja yang sedang menyelesaikan pembangunan jembatan langsung menolong para pelajar.

Anggota tim riset sistem modular wahana apung dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Dewi, mengatakan jembatan apung tersebut sebenarnya masih dalam tahap penyelesaian akhir dan belum boleh dilalui.

''Para pekerja sebenarnya sudah membuat palang di kedua sisi jembatan agar tidak ada orang yang melintas. Namun mungkin karena anak-anak, mereka kemudian nekat melintas sehingga terjadi kejadian itu,'' katanya.

Menurutnya, dengan menggunakan sistem terapung dan rangka baja yang saling topang di kedua sisi jembatan, beban maksimal jembatan tersebut sebenarnya hanya sekitar 360 kilogram atau setara enam orang per meter persegi. Sementara saat kejadian, ada beberapa anak yang berkumpul di satu lokasi dan berhenti di atas jembatan tersebut.

''Diperkirakan, anak-anak yang berhenti di atas jembatan diperkirakan melebih kemampuan beban jembatan sehingga jembatan menjadi roboh. Informasinya, saat itu angin juga bertiup cukup kencang,'' ujarnya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memasang jembatan apung di Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, untuk mempermudah akses warga di kawasan yang termasuk terpencil di Kabupaten Cilacap. Jembatan yang dibuat melengkung tersebut, sebenarnya hanya memiliki badan jalan sekitar 1,8 meter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement