REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia aksi 212 berharap setiap komunitas yang akan mengikuti gelar sajadah tersebut menyediakan handy talky (HT) untuk berkoordinasi. Frekuensi HT dapat disamakan dengan panitia Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) dan komunitas lainnya.
Hal tersebut bertujuan demi memperlancar komunikasi saat aksi. "Untuk memudahkan komunikasi karena HP (handphone tidak akan bisa digunakan (hilang sinyal, lowbatt, dan lain-lain)," ujar koordinator lapangan Aksi Super Damai 212 Anggi Meiga H kepada Republika.co.id, Kamis (1/12).
Untuk komunitas yang bertugas menjaga taman disarankan menyediakan toa supaya tidak berteriak yang mengakibatkan kelelahan. Setiap komunitas, kata Anggi, juga disarankan menambah personil untuk tim kebersihan dan menjaga taman agar titik-titik penjagaan bisa lebih rapat, merata dan maksimal.
Setiap komunitas diminta untuk membuat teknis kerja internal dan koordinasi yang matang agar pelaksanaan pada hari H bisa lebih rapih dan terarah.
Tak hanya itu, panitia juga berharap setiap komunitas membuat spanduk berisikan pesan-pesan kebersihan dan menjaga taman dengan kata-kata yang baik dan indah untuk berpartisipasi dalam dakwah menyerukan kebersihan dan keindahan. "Spanduk yang dibuat berukuran besar dengan menyertakan logo komunitas dan logo GNPF-MUI," kata Anggi.
Penjagaan taman nantinya difokuskan pada semak-semak atau pohon hias supaya tidak terinjak, rumput tetap dijaga terutama ketika massa yang menginjak banyak. Taman yang berumput luas pasti akan digunakan massa untuk duduk-duduk dan beristirahat, namun kemungkinan tersebut tetap harus dihindari dan dilarang.
Saat aksi, sisi-sisi atau pinggir taman akan dipasangkan pembatas dengan menggunakan tali rapia atau garis polisi, dan akan ditempelkan kertas di pembatas tersebut yang berisi kata-kata tentang kebersihan dan menjaga taman agar tidak diinjak.
Panitia akan mengarahkan setiap komunitas terkait posisi taman yang harus dijaga. Komunitas One Day One Juz (ODOJ) misalnya, nantinya tim jaga taman dari mereka akan menjaga taman di pintuk 1 Monas dekat Patung Kuda hingga ke ujung taman yang berada di dalam Monas.
Setelah aksi selesai, akan dilakukan sapu bersih dan operasi semut. "Semua panitia kebersihan dan jaga taman akan berjalan mengitari Monas bersama-sama dan memungut sampah yang masih tersisa," ujar Anggi.