Rabu 30 Nov 2016 19:12 WIB

Belum Semua Difabel di Yogyakarta Miliki Jamkesus

Rep: Yulianingsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tongkat untuk difabel. Ilustrasi
Foto: Reuters
Tongkat untuk difabel. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hingga November 2016 ini belum semua difabel di Kota Yogyakarta masuk program Jaminan Kesehatan Khusus (Jamkesus). Penyebabnya, data penyandang disabilitas di Kota Yogyakarta belum dilakukan secara menyeluruh dan terinci.

"Kita akan lakukan pendataan ulang pada penyandang disabilitas ini pada 2017 nanti," ujar Kepala Bidang Pelayanan Masalah Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta, Tri Maryatun, Rabu (30/11).

Diakuinya berdasarkan data di pihaknya, ada 1.864 penyandang disabilitas di Kota Yogyakarta yang sudah masuk program Jamkesus tersebut. Namun berdasarkan pendataan layanan kesehatan terhadap disabilitas di sebuah rumah sakit swasta di Yogyakarta belum lama ini sedikitnya ada 147 penyandang disabilitas yang belum masuk program tersbeut. "Ini baru kita usulkan ke Bapel Jamkesos DIY," ujarnya.

Jumlah warga difabel yang belum tekaver Jamkesus tersebut menurutnya kemungkinan bertambah. Saat ini, pihaknya kata Atun, juga tengah menunggu usulan dari warga yang belum masuk ke program tersebut.

Penjaringan warga difabel untuk masuk program Jamkesus juga akan dilakukan melalui program layanan kesehatan khusus pada peringatan Hari Disabilitas Internasional di Balaikota Yogyakarta, Sabtu (3/12) mendatang.

Pemkot kata Atun, akan menggelar layanan pengobatan dan pemeriksaan kesehatan gratis kepada penyandang disabilitas di Yogyakarta. Ada beberapa dokter yang sudah disiapkan dalam program tersebut. Pihaknya mentargetkan ada 150 difabel yang bisa terlayani secara kesehatan dalam kegiatan itu. Melalui ajang ini, warga difabel Kota Yogyakarta yang belum memiliki Jamkesus akan didata dan diusulkan ke Bapeljamkesos DIY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement