REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Polri telah menyiapkan pengawalan dan juga keamanan jelang unjuk rasa (unras) pada Jumat (2/12) mendatang. Namun karena unras Bela Islam jilid ke lima dikemas dalam bentuk zikir dan doa, Mabes Polri mengimbau para peserta unras melakukannya juga di wilayah masing-masing.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan Polri tidak pernah melarang peserta unras dalam mengawal proses hukum penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama. Oleh karena itu pihaknya pun terus melakukan koordinasi dengan TNI dan juga panitia Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GMPF) MUI untuk melakukan segala persiapannya.
Akan tetapi, ujar Boy, karena unras jilid ketiga ini akan diisi dengan doa dan tausiah serta diakhiri dengan shalat Jumat, maka menurutnya bisa dilakukan di manapun. Termasuk para peserta unras yang hendak ke Jakarta untuk melakukan aksi gelar sajadah bisa di melakukan hal tersebut di wilayah masing-masing.
Baca: Muhammadiyah Bolehkan Warganya Berzikir di Monas
"Dari seluruh daerah memang ada yang berminat ke Jakarta ada yang tidak, dalam hal ini bagi mereka yang tidak ke Jakarta dianjurkan melaksanakan kegiatan ibadah yang sama sebagaimana dilaksanakan di Monas," ujar Boy di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (29/11).
Hal itu bisa dikoordinasikan dengan unsur Pemerintah daerah, Polda maupun Polres setempat. Selain itu juga harus ada koordinasi dengan TNI dan para ulama sehingga mereka yang di daerah pun dapat melaksanakan zikir dan doa bersama dalam keadaan yang aman.
"Diharapkan sudah dikoordinasikan di antara unsur Pemda, polisi, TNI, ulama, bagi mereka yang tidak ke Jakarta, gelar kegiatan bersama," ujar Boy.
Boy menambahkn estimasi massa yang akan datang diduga sebanyak 150 ribu hingga 200 ribu orang. Lapangan silang Monas dianggap mampu menampung 600 hingga 700 ribu orangnya.