REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Staf Khusus Presiden ke-6 SBY, Andi Arief, mengaku merinding melihat ada yang berjalan kaki dari daerah untuk mengikuti aksi pada 2 Desember mendatang di Lapangan Monas Jakarta.
"Saya sih merinding dan kaget melihat ada yang bersedia jalan kaki, tidak melampiaskan kemarahan setelah perusahaan bus dilarang mengangkut," ujarnya lewat kicauan di Twitter, kemarin.
Menurut Andi, jika militansi sudah bentuk praktik, pemerintah harus bercermin. Ada yang salah tentunya dalam mengelola kasus Al Maidah ini.
"Kelihatannya kecil jumlah ribuan rakyat yang militan dari ciamis, tapi jangan-jangan itu mengabarkan kegelisahan yang sudah meluas," katanya.
Mengelola negara ini, kata Andi, prinsipnya tidak beda jauh dengan seorang dokter. Semua gejala harus dianalisa dengan seksama, tidak bolah salah obat.
Sebelumnya GNPF MUI telah sepakat dengan aparat, demo superdamai akan dilaksanakan di Lapangan Monas, tidak di jalan. Aparat juga akan mengawal demonstran yang datang dari daerah.