Senin 28 Nov 2016 02:17 WIB

Fadli Zon Pandang Warisan Fidel Castro Layak Dicontoh Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Indira Rezkisari
Fidel Castro
Foto: EPA
Fidel Castro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tutup usianya mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro, menuai reaksi hingga ke Tanah Air. Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon yang turut mengenang mendiang Fidel Castro yang meninggal pada Jumat (25/11) kemarin. Selain, menyampaikan ucapan duka kepada rakyat dan pemerintah Kuba, Fadli menyebut Castro adalah salah satu pemimpin besar Dunia Ketiga yang pengaruhnya tidak kecil bagi sejarah politik dunia.

"Sehingga, meninggalnya Castro tentu merupakan sebuah kehilangan besar, bukan hanya bagi Kuba, tapi juga bagi masyarakat Dunia Ketiga secara umum," ujar Fadli dalam pesan tertulisnya pada Ahad (27/11).

Fadli mengatakan, pun halnya bagi Indonesia, Castro dan Kuba adalah sahabat dekat. Sesudah Revolusi Kuba 1959, Indonesia termasuk negara pertama yang segera membuka hubungan diplomatik dengan Kuba.

Bahkan, Presiden Soekarno merupakan kepala negara asing pertama yang mengunjungi Kuba sesudah berhasilnya penggulingan rezim Batista oleh gerakan revolusi yang dipimpin oleh Fidel Castro, Che Guevara, dan Raul Castro, yang kini menjadi Presiden Kuba.

"Jadi, hubungan kita dengan Castro dan Kuba sangat dekat," kata Fadli.

Apalagi, Fadli mengungkap nama Republik Indonesia juga pernah diabadikan menjadi nama tiga sekolah dasar di Havana, Kuba, menyusul kunjungan Bung Karno ke Kuba, 9-14 Mei 1960. Hal itu menunjukkan besarnya respek yang diberikan Castro terhadap Indonesia dan juga Bung Karno.

Pun sebaliknya, pada saat kunjungan itu Bung Karno memberi Castro hadiah peci dan keris sebagai cinderamata.

“Di bawah Castro, Kuba memang sangat menghormati Indonesia. Hal itu tidak lepas dari kepeloporan Indonesia dalam menggalang solidaritas negara-negara Dunia Ketiga melalui Konferensi Asia Afrika, yang berhasil menjahit negara-negara berkembang agar tidak terkooptasi oleh dua blok besar yang bertarung pada masa Perang Dingin. Itu sebabnya dulu sesudah revolusi Kuba berhasil, Castro segera mengutus Che Guevara untuk mengunjungi Indonesia dan sejumlah negara Asia dan Afrika lainnya," ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.

Menurutnya, meski merupakan pemimpin negara komunis, Castro juga tak segan memberikan pembelaan terhadap Palestina, yang secara konsisten mengecam serta melawan segala bentuk intervensi Barat terhadap negara-negara Dunia Ketiga.

Karenanya, sikap berani inilah yang layak dicontoh oleh pemimpin-pemimpin negara berkembang lainnya. Terlebih di negaranya, Castro berhasil memajukan Kuba, terutama melalui sektor pendidikan dan kesehatan.

Bahkan, kebijakan pendidikan dan kesehatan Kuba kini diakui merupakan salah satu yang termaju di dunia. Melalui kebijakan pendidikan dan jaminan kesehatan gratis. "Kuba saat ini memiliki tingkat literasi dan angka harapan hidup yang tinggi,” kata Fadli.

Selain itu, Kuba juga bukan hanya menjamin kesehatan masyarakatnya, namun juga mengekspor bantuan kemanusiaan dalam bentuk relawan dokter ke seluruh dunia. Berkali-kali misi kemanusiaan Kuba, misalnya, juga pernah membantu Indonesia. Seperti, saat bencana tsunami Aceh pada 2004, atau gempa besar Yogya pada 2006, Kuba mengirimkan dokter-dokternya serta memberikan bantuan obat-obatan.

"Saat ini ada sekitar 30 ribu pekerja medis Kuba tersebar di lebih dari 60 negara di dunia. Itu semua warisan yang ditinggalkan oleh Castro. Itu warisan yang layak dicontoh, termasuk oleh Indonesia," ujar Fadli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement