REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono merasa yakin bisa menjadi pemimpin yang lebih baik di Jakarta, dalam kemajemukan dan kebhinekaan masyarakat ibu kota.
Keyakinan tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Agus, saat masih bergelut di dunia militer, ia telah mempelajari pendidikan dasar semua agama yang ada di Indonesia.
"Ketika saya mengikuti pendidikan di akademi militer di Magelang, saya belajar tentang pendidikan dasar semua agama yang ada di Indonesia. Agar kami bisa saling mengerti perbedaan masing-masing dan saling menghargai satu sama lain," kata Agus saat menyampaikan pidato politik di Nusa Indah Teater, Balai Kartini, Jakarta Selatan, Ahad (27/11).
Keyakinan Agus juga didasarkan pada modal penugasan yang diterimanya saat menjadi prajurit TNI. Ia bisa dan biasa hidup berdampingan dalam kemajemukan dengan damai.
"Di setiap penugasan, sebagaimana prajurit TNI lainnya, saya bisa hidup dan biasa hidup berdampingan dalam kemajemukan dengan damai. Tidak ada istilah menang-menangan baik mayoritas, maupun minoritas," jelas putra sulung SBY tersebut.
Maka dari itu, Agus berjanji, jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia akan menjaga persatuan dalan kemajemukan. Tak hanya itu, Agus juga berjanji memelihara persatuan, mengingat keamanan menjadi prioritas utamanya.
Selain itu, Agus juga memperingatkan agar setiap pemimpin itu bisa menghargai semua masyarakat yang dipimpinnya. Baik pemimpin yang lahir dari golongan mayoritas ataupun pemimpin yang lahir dari golongan minoritas. Karena itu merupakan identitas masyarakay Indonesia.
"Selain pemimpin mayoritas harus menghargai minoritas, pemimpin minoritas juga harus mebghargai mayorotas. Ini lah sejatinya wajah Indonesia dan wajah Jakarta," ucap Agus.
Baca juga, Agus Yudhoyono Ingin Jakarta Ramah Perempuan.