REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Ade Komarudin (Akom) menegaskan kestabilan politik sangat berdampak pada pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi di tanah air. Pernyataannya ini terkait wacana akan digelarnya aksi demonstrasi pada 2 Desember mendatang.
Dalam kunjungannya menemui Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Akom mengaku keduanya juga membahas terkait aksi massa 2 Desember nanti. Sebab, Indonesia akan terganggu dengan kondisi politik yang tak menentu di tengah pelemahan ekonomi dunia yang sedang terjadi.
"Di Indonesia juga kena dampak tentu tapi Alhamdulilah pertumbuhan kita masih lima persen. Tapi kalau diganggu oleh ketidakstabilan politik maka kita akan kepayahan nanti menghadapi tren melemahnya dunia itu," kata Akom usai menemui Ketum PDIP Megawati di kediamannya di Jakan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat (25/11).
Karena itu, ia menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan sehingga bangsa ini tetap utuh di tengah keberagaman masyarakat. Sebelumnya, Polda Metro Jaya juga telah menyiapkan pasukannya guna mengamankan rencana aksi demonstrasi damai pada 2 Desember.
Aksi ini merupakan aksi Bela Islam III yang digelar oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI). Aksi GNPF MUI ini dilakukan untuk menuntut penahanan Ahok, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara penistaan agama.
"Karena Ahok tidak ditahan, maka GNPF MUI menggelar aksi Bela Islam III pada 2 Desember 2016 dengan tema Bersatu dan Berdoa untuk Negeri," ujar juru bicara Front Pembela Islam (FPI), Munarman didampingi Ketua GNPF Ustaz Bachtiar Nasir dan pembina GNPF Habib Rizieq Shihab di Jakarta, Jumat (18/11) lalu.
Munarman mengatakan, kendati sudah dicegah keluar negeri oleh kepolisian, Ahok tetap harus ditahan karena berpotensi melarikan diri dan menghilangkan barang bukti berupa video di situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.