REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan sangat menyesalkan tindakan yang tidak berkeadaban dengan melakukan pembulian bahkan hujatan ke tokoh karismatik KH Mustofa Bisri atau dikenal Gus Mus. Untuk itu, PDI Perjuangan mengajak semua pihak untuk menggunakan media sosial dengan penuh tanggung jawab.
"Bagi PDI Perjuangan, Gus Mus menjadi sosok pemimpin kultural keagamaan yang mampu menciptakan keteduhan. Senyum Beliau sungguh menyejukkan dengan tatapan mata penuh kelembutan yang mampu meredamkan gejolak amarah sekalipun. Hujatan kepada Beliau sebagaimana dilakukan oleh saudara Pandu Wijaya, yang notabene adalah karyawan BUMN tersebut, sangatlah tidak bisa diterima," ujar Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam keterangan persnya, Jumat (25/11).
"Medsos harus menjadi instrumen membangun peradaban yang saling menghormati, mewartakan kebenaran, dan menyuarakan suara rakyat dengan sejujur-jujurnya. Jangan gunakan medsos untuk alat penghujat," imbau Hasto.
Ditambahkannya, PDI Perjuangan sangat menghormati kyai karismatik, seperti sosok Gus Mus. "Seluruh gerak keagamaan dan kebudayaan Gus Mus menjadi oase kehidupan yang menentramkan di tengah berbagai bentuk cacian dan hujatan yang kini kian marak," kata Hasto.
PDI Perjuangan mengajak semua pihak untuk mengembalikan watak kultural bangsa Indonesia yang rukun, harmoni, dan penuh tenggang rasa. "Seluruh anggota dan kader PDI Perjuangan diminta untuk mengedepankan dialog, dan menciptakan suasana kesejukan, dengan berguru pada keteladanan sosok pemimpin yang bersahaja seperti Gus Mus," kata Hasto.