Kamis 24 Nov 2016 06:18 WIB

MPR: Aksi Bela Islam Terkait Kesenjangan Sosial

Ketua MPR Zulkifli Hasan
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua MPR Zulkifli Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, menilai aksi massa Bela Islam pada 4 Nopember lalu jika dicermati lebih lanjut ada kaitannya dengan ekspresi dari gejolak masyarakat karena persoalan kesenjangan sosial yang semakin tajam di tengah masyarakat Indonesia.

"Kegelisahan masyarakat tersebut mendapat momentum dari pernyataan Gubernur DKI Jakarta non aktif yang dalam pernyataannya menyinggung ayat Alquran," ungkap Zulkifli Hasan pada Rapat Kerja Nasional II Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Ancol, Jakarta, Rabu (23/11) malam.

Menurut Zulkifli, sebagai Ketua MPR RI, dirinya melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR RI ke berbagai daerah dan berdialog dengan masyarakat setempat. Dari dialog dengan masyarakat di sejumlah daerah, dia mengetahui sebagian besar masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai petani dan nelayan, adalah petani penggarap dan buruh nelayan. "Mereka bekerja di lahan yang sempit dengan penghasilan yang minim," katanya.

Berdasarkan data kepemilikan lahan dan pusaran ekonomi, kata dia, lebih dari 90 persen rakyat Indonesia hidup biasa dan menguasai perekonomian kurang dari 10 persen.

Sebaliknya, kurang dari 10 persen penduduk Indonesia, hidup kaya dan sangat kaya dengan menguasai perekonomian lebih dari 90 persen. "Hal ini menunjukkan kesenjangan sosial di Indonesia cukup tajam dan menimbulkan kecemburuan sosial dari penduduk mayoritas," katanya.

Menurut Zulkifli, kegelisahan tersebut selama ini tidak mendapat saluran yang tepat. Pada kesempatan tersebut, Zulkifli juga menceritakan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, sebelum partai tersebut mengusung pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta untuk pilkada serentak tahun 2017.

Menurut Zulkifli, dirinya berusaha mengingatkan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, untuk mengusung calon dari kader PDI Perjuangan. "Saya pernah mengingatkan agar PDI Perjuangan mengusung kader sendiri. Kalau mengusung Ahok (panggilan Basuki Tjahaja Purnama), bicaranya kadang-kadang tidak terkontrol," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement