REPUBLIKA.CO.ID, NGAMPRAH -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat mengungkapkan pergerakan tanah yang terjadi di RT 05 RW 10 Kampung Cikatomas, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat disebabkan adanya saluran air bawah tanah.
"Soal pergerakan tanah, tim geologi sudah turun dua kali Sabtu dan Minggu. Informasi awal bahwa dibawah banyak saluran air, dibawah tanah," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Barat, Dicky Maulana, Selasa (22/11).
Akibat pergerakan tanah tersebut sejumlah bangunan dan fasilitas roboh. Seperti dinding sekolah, bahkan mushalla ikut roboh karena retakan tanah.
"Retakan masih, bangunan yang berdiri sudah ada yang roboh, dinding sekolah roboh yang kemarin berdiri sampai pagi ini. Mushola juga kemarin berdiri sekarang roboh," katanya.
Tidak hanya itu, akses jalan di 11 titik sudah tidak dapat dilalui akibat retakan tanah sehingga menyebabkan ambrol.
Menurutnya, saat ini pengungsi yang berasal dari RT tersebut sudah berpindah dari tenda pengungsian ke GOR desa. BPBD memastikan kebutuhan hidup warga selama di tempat pengungsian dipenuhi
"Pengungsi sudah pindah ke GOR Desa, semua jaminan kebutuhan hidup dipenuhi makan tiga kali sehari, kesehatan dari dinkes. Anak sekolah tetap belajar karena ada guru yang datang, perhatian khusus pada bayi empat orang dan jompo dan sanitasi," katanya.
Dicky mengatakan jumlah total pengungsi yang berada di GOR desa mencapai 45 KK. Ia mengatakan BPBD sudah menempatkan petugas di lokasi. Selain itu, ada Dinas Kesehatan, Tagana yang berada dibawah BPBD.