Selasa 22 Nov 2016 06:24 WIB

Timses Tuding Kelompok Penolak Ahok Terorganisasi

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Spanduk penolakan gubernur non aktif Basuki Tjahaja Purnama terpampang di jalan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (14/11).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Spanduk penolakan gubernur non aktif Basuki Tjahaja Purnama terpampang di jalan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua tim sukses (Timses) Ahok-Djarot, Prasetyo Edi menuding ada kelompok yang secara terorganisasi menolak pasangan calon (paslon) nomor urut dua. Hal ini diungkapkan Prasetyo saat memenuhi panggilan polisi terkait kasus penghadangan Djarot di Kembangan Utara, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.

"Jadi kalau saya mlihat di beberapa medsos, khususnya di Jakbar. Di sawah Besar dan Ciracas ada beberapa orang yang kebetulan sama. Pemandangan saya sebagai ketua tim, ini sudah terorganisir," ujar Prasetyo kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11).

Tidak hanya itu, Prasetyo juga menyebut penolakan-penolakan tersebut telah menistakan pesta demokrasi yang berada di Ibu Kota. Ia pun mengimbau agar warga tidak mudah terprovokasi dengan adanya penolakan-penolakan tersebut.

"Adapun pak Djarot dengan Pak Ahok, harus dilindungi bersosialisasi di tengah-tengah masyarakat. Tapi kenyataan yang ada, terhadang begini," kata Prasetyo.

Ia pun menuturkan, hingga saat ini setidaknya ada enam daerah yang masyarakatnya melakukan penolakan terhadap paslon yang didukungnya tersebut. "Kejadian pertama Sawah Besar, Kebon Jeruk, Kembangan, Ciracas, Pondok Kopi, Karanganyar. Kalau di Karanganyar indikasinya sangat kuat sekali. Sama dengan Ciraras, Cipinang juga sama," jelas dia.

Prasetyo mengatakan, saat Ahok-Djarot ingin melakukan kampanye ke lapangan seakan-akan sudah dipersiapkan sekitar 20 orang untuk berteriak melakukan provokasi. Sehingga, lanjut dia, terjadilah gesekan antara masyarakat dengan pihaknya.

"Salah satu yang paling gampang adalah di Pondok Kopi. Ini pelajar, bergesekan dengan kita. Untung dari aparat keamanan cepat tanggap, dan akhirnya kita bisa bersoaialisasi dengan masyarakat," ujar Prasetyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement