REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri melalui Direktur Jenderal Asia Pasifik Desra Percaya bertemu dengan Duta Besar Myanmar untuk Indonesia pada Senin (21/11). Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, hal itu dilakukan demi mendapatkan informasi mengenai kondisi terkini etnis Rohingya yang dikabarkan menjadi sasaran kekejaman militer Myanmar.
"Tugas kita meminta klarifikasi mengenai kebenaran informasi-informasi tersebut," ucap Retno di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/11).
Retno menegaskan, Indonesia terus mendorong perbaikan situasi di negara bagian Rakhine. Menurutnya, Indonesia sudah banyak melakukan upaya diplomasi untuk meningkatkan situasi keamanan dan kesejahteraan di Rakhine.
Retno menjelaskan, upaya diplomasi itu salah satu bentuknya, yakni menjalin kerja sama dengan Pemerintah Myanmar terkait isu yang berhubungan dengan demokrasi, hak asasi manusia, desentralisasi dan sebagainya.
"Kita sebenarnya hanya share informasi kita pernah menghadapi situasi yang juga sama dengan Myanmar tapi kita bisa kemudian mentransformasikan menjadi sebuah negara yang demokratis," ujar Retno.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga telah melakukan upaya membantu kehidupan etnis Rohingya yang mendiami Rakhine. Pemerintah Indonesia terlibat dalam pembangunan layanan pendidikan dan kesehatan di sana. Menurut Retno, sudah ada empat sekolah Indonesia yang berdiri di negara bagian Rakhine.
"Itu dilaksanakan oleh Indonesia bersama dengan beberapa LSM di sini untuk membantu membangun Rakhine yang inklusif," ujarnya.