Senin 21 Nov 2016 20:14 WIB

Dahnil: Akun Buzzer Buat Stigma, Kritik Jokowi-Ahok Disebut Radikalis

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak (kanan).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengkritik akun-akun buzzer yang membuat stigma khusus terhadap mereka yang kritik Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. 

"Akun-akun buzzer ramai buat stigma terhdap mereka yang kritik Presiden Jokowi dan Ahok. Radikalislah, antitoleransi lah, mirip FPI lah," ujarnya lewat kicauan di Twitter, Senin (21/11).

Akun-akun buzzer, kata ia, tak paham faktanya. Pokoknya yang berani senggol Ahok dan Presiden Jokowi sikat dengan stigma radikalis atau anti-Pancasila.

Ia menilai, stigmatisasi radikalis Islam, bigot, anti-Pancasila, anti-Kebhinekaan rajin ditebar untuk merobohkan mereka yang dianggap kritis.

(Baca Juga: Pengamat Indra J Piling Beberkan Dana Pencitraan Buzzer Ahok)

"Hal yang mengerikan ketika kami peduli datang dan membantu korban serangan bom molotov misal kalimat buzzer yang keluar, sok peduli," ujar Dahnil. 

Bahkan,mendorong misi kemanusiaan untuk Rohingya dengan menekan pemerintah Myanmar saja melalui Presiden jokowi, bisa mereka cap bigot, radikalis, dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement