Kamis 17 Nov 2016 13:33 WIB

Bergabung dalam VMG, Bangladesh Kebut Tingkatkan Kapasitas

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Dirut PT Bio Farma Iskandar berpidato saat penutupan Workshop Manejemen Produksi Vaksin, di Bio Farma, Kota Bandung, Kamis (17/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Dirut PT Bio Farma Iskandar berpidato saat penutupan Workshop Manejemen Produksi Vaksin, di Bio Farma, Kota Bandung, Kamis (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- International Centre for Diarrhoeal Disease Research (ICDDR) dari Bangladesh resmi menjadi anggota baru Kelompok Produsen Vaksin atau Vaccine Manufacturers Group (VMG) Negara Islam. Pascabergabung dengan VMG Negara Islam, ICDDR juga telah menyusun beberapa rencana untuk meningkatkan kemandirian negaranya dalam hal produksi vaksin.

Perwakilan sekaligus peneliti ICDDR Wasif Ali Khan mengatakan ada beberapa rencana yang akan dilakukan ICDDR dalam jangka pendek. Beberapa rencana tersebut meliputi penulisan policy paper sekaligus penjelasan mengenai kapasitas Bangladesh dalam hal produksi vaksin. "Itu harus sudah ditulis di awal kuarter pertama 2017," terang Wasif dalam Workshop Manajemen Industri Vaksin Negara Islam di Exhibition Hall Bio Farma, Rabu (16/11).

Selain itu, dalam jangka pendek, Wasif mengatakan Bangladesh juga akan berupaya untuk meningkatkan kapasitas. Karena, lanjut Wasif, ada beberapa target yang diberikan kepada anggota VMG baru pada 2017 mendatang seperti uji klinis hingga fasilitas yang dimiliki. "Sehinga perlu beberapa percepatan," tambah Wasif.

Sedangkan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai Bangladesh setelah bergabung dalam VMG ialah memperkuat jalinan kerja sama dengan negara-negara anggota lainnya di bidang produksi vaksin. Dengan begitu, industri farmasi khususnya vaksin di Bangladesh akan terdorong untuk lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan vaksin yang cukup besar di negara tersebut, mengingat populasi Bangladesh tergolong besar. "Karena kami sekarang adalah anggota VMG Negara Islam, kami bisa menolong industri farmasi lokal yang bergerak dalam bisnis vaksin, untuk mendapatkan bantuan dan akses dengan Bio Farma atau negara lainnya," ujar Wasif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement