REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz berpendapat, animo pemilih turut mencoblos di TPS menjadi tantangan bagi pasangan calon kepala daerah. "Sebab, kunci kemenangan calon ada di partisipasi masyarakat, ini adalah faktor yang tidak bisa disepelekan," ujarnya dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis (17/11).
Selain ditentukan oleh sejauh mana gagasannya bisa diterima oleh masyarakat, tinggi rendahnya pemilih yang datang ke TPS juga menjadi penentu utama kemenangan ajang tersebut. Dia menjelaskan, apabila pasangan calon dalam masa kampanye didukung oleh mayoritas pemilih, tetapi sebagian besar pendukungnya justru tidak datang ke TPS maka dapat saja kalah dengan pasangan calon yang bukan mayoritas tetapi seluruh pendukungnya memilih di TPS.
Prinsip "satu pemilih satu suara" dalam Pilkada sangat menentukan atas kemenangan pasangan calon, tuturnya melanjutkan. Dukungan pemilih terhadap calon tertentu baru akan dihitung ketika telah mencoblos di TPS, sehingga meskipun keaktifan di masa kampanye sangat tinggi akan menjadi tidak berarti jika pendukungnya tidak menggunakan hak suaranya.
"Oleh karena itu, tantangan bagi pasangan calon tidak hanya menyampaikan gagasannya ke pemilih tetapi juga memastikan gagasan tersebut membuat pemilih datang ke TPS. Jika gagasan didukung tetapi tidak membuat datang ke TPS maka hasilnya juga sia-sia," pungkasnya.
Besarnya angka pemilih yang tidak datang ke TPS atau golput dapat membuat pasangan calon yang didukung mayoritas pemilih menjadi tidak menang. "Di situ lah partisipasi pemilih menjadi kunci kemenangan Pilkada," tuturnya menegaskan.