Rabu 16 Nov 2016 06:48 WIB

Bio Farma Jadi Center of Excellence di Bidang Vaksin

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Kepala Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara Republika Indonesia, Riska Kiswardani memukul gong pada pembukaan Workshop Manejemen Vaksin Negara Islam, di Bio Farma, Kota Bandung, Selasa (15/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kepala Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara Republika Indonesia, Riska Kiswardani memukul gong pada pembukaan Workshop Manejemen Vaksin Negara Islam, di Bio Farma, Kota Bandung, Selasa (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 13 vaksin yang diproduksi Bio Farma telah mengantongi prakualifikasi World Health Organization (WHO) dan telah diekspor ke 133 negara di dunia. Pencapaian cemerlang di bidang vaksin ini membuat Bio Farma  diberikan tanggung jawab untuk menjadi center of excellence dalam bidang vaksin bagi negara-negara Islam.

"Indonesia melalui Bio Farma diberikan tanggung jawab sebagai center of excellence di bidang vaksin dan peran ini sudah lama dilakukan oleh perusahaan," ungkap Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara Rika Kiswardhani dalam pembukaan Workshop Produksi Vaksin Negara Islam Resmi di Exhibition Hall Bio Farma, Selasa (15/11).

Salah satu bentuk komitmen sebagai center of excellence, Bio Farma berperan aktif dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait produksi vaksin kepada negara-negara Islam yang membutuhkan melalui Workshop Produksi Vaksin Negara Islam Resmi. Selama lokakarya berlangsung pada 15-18 November, Bio Farma pun didukung oleh BPOM RI, ITAGI, WHO hingga Kementerian dalam penyampaian materi seputar vaksin.

Dari lokakarya ini, Rika berharap kemandirian negara Islam dalam memproduksi vaksin semakin meningkat. Selain itu, promosi kapasitas Indonesia di bidang produksi vaksin kepada negara-negara OKI ini juga diharapkan mampu mendorong industri vaksin Indonesia untuk lebih masif memasarkan produknya ke negara-negara OKI dan dunia.

"Dan pada gilirannya, sekaligus mendorong kemajuan negara-negara Islam," jelas Rika.

Rika juga mengatakan lokakarya ini tidak hanya menjadi wadah bagi negara-negara Islam untuk belajar mengenai produksi dan penyediaan vaksin yang berkualitias, aman dan ampuh saja dari Indonesia. Lokakarya ini pun menjadi wadah bagi Indonesia untuk belajar dari masalah-masalah lokal yang dihadapi tiap-tiap negara Islam terkait produksi vaksin.

Salah satu alasan Bio Farma terpilih sebagai center of excellence di bidang vaksin karena perusahaan ini sudah memiliki kompetensi dan pengalaman dalam memproduksi vaksin selama lebih dari 126 tahun. WHO bahkan sangat mengapresiasi peran besar Bio Farma dalam memenuhi kebutuhan vaksin di dunia, khususnya dalam pencapaian eradikasi polio di dunia melalui produksi vaksin polio.

"Tanpa Bio Farma, kita tidak bisa sedekat ini dengan eradikasi polio di dunia. Peran Bio Farma dalam pencapaian eradikasi polio di dunia ini sangat kami hargai," terang ilmuwan WHO EARO Dr Martin Eisenhawer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement