Ahad 13 Nov 2016 11:33 WIB

Komisi III DPR: Persoalan Kasus Ahok Menjadi Semakin Rumit

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Teguh Firmansyah
Bambang Soesatyo
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Bambang Soesatyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo mengatakan masyarakat dan Polri  menghadapi masalah yang kompleks terkait kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Kompleksitas permasalahan tak terhindarkan karena kasus tersebut tak jarang dikaitkan dengan agenda pemilihan gubernur (pilgub) DKI 2017 mendatang. 

 "Pemerintah dan penegak hukum, Polri khususnya, diharapkan arif dan bijaksana dalam mengelola persoalan-persoalan yang menjadi perhatian masyarakat saat ini," kata Bambang, Ahad (13/11).

Menurut dia, semakin cepat persoalan itu diselesaikan melalui musyawarah mufakat maka akan jauh lebih baik. Bambang menyebut kompleksitas permasalahan terasa semakin rumit karena warga harus menduga-duga aktor politik yang dituding menunggangi rusuh pascademo 4 November.

"Tantangan bersama pascademo 4 November adalah memulihkan kondusifitas. Suasana sekarang ini dirasakan tidak nyaman karena berbagai elemen masyarakat terlibat dalam aksi saling tuduh dan saling lapor," ujarnya.

Menurut Bambang, situasi seperti itu hendaknya tidak dibiarkan berlarut-larut. Kompleksitas permasalahan yang mengemuka akhir-akhir ini harus dilokalisir pada persoalan pokoknya, dan jangan dibiarkan melebar.

 

Masalah yang dihadapi pemerintah, penegak hukum dan masyarakat saat ini terbilang sangat kompleks. Ada kasus penistaan agama, yang kemudian dikaitkan dengan adanya pihak mendanai demo 4 November. Kemudian aktor politik yang menunggangi rusuh pascademo 4 November itu. 

 

Kecenderungan itu membuat suasana tidak kondusif. Karena itu, Bambang meminta semua pihak yang berkepentingan diharapkan mau menahan diri dan proporsional dalam menyikapi setiap perkembangan. Dia melihat akhir-akhir ini terlalu banyak energi nasional yang terkuras.

Baca juga, Ini Orasi Dhani yang Dinilai Menghina Presiden.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement