REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahja Purnama mengungkapkan setelah kasus penistaan agama surah Al Maidah ayat 51 meruncing ke permukaan, banyak pihak yang mendukungnya justru meminta agar dia mundur dari pencalonan Gubernur DKI Jakarta.
"Kenapa mesti suruh saya mundur, kan lucu," kata Ahok di Kediamannya, Kamis (10/11).
Menurut Ahok, sangat lucu bila gelar perkara terbuka untuk dirinya masih terus dipermasalahkan kalau memang berujung dengan desakan mundurnya Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Rasanya lucu juga kalau gelar perkara sudah terbuka, saya pun setuju. Kalau suruh saya mundur, saya lebih baik ditangkap dan dipenjara. Jadi kalau saya mundur artinya apa? Lama-lama saya jadi mikir, jadi ini benar waktu suruh saya mundur, ini cuma ujung-ujungnya cuma takut Ahok jadi gubernur lagi. Takut amat sih gue jadi gubernur?," ucap Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengungkapkan desakan agar dia mundur dari Pilkada DKI Jakarta 2017 setelah kasus surah Al Maidah ayat 51 mencuat. Alasannya adalah karena bila aksi massa terus ada akan berpotensi dengan posisi Presiden Joko Widodo.
"Mereka takut Presiden bisa diturunkan. Ini bisa jadi tidak terkendali Jakarta ini. Orang akan datangi massa terus menerus. Berhari-hari. Makin kacau," jelas Ahok.
Ahok menambahkan, bila memang dirinya tidak terpilih, namun sejarah tidak akan pernah berbohong. Kalau ia tak jadi pun, tidak bisa kurung namanya lagi. Ia tetap Ahok pernah Gubernur DKI suka tak suka dan orang akan melihat bahwa proyek itu karena Ahok yang lakukan.
"Kamu enggak bisa tutup, sejarah enggak bisa ditutup, kalau dalam bahasa Inggris kan sejarah itu history kan, history kalau kalau kamu pisah dua, itu his dan story, berarti ini story-nya his, his itu siapa? Allah Maha Kuasa, Allah Maha Esa, jadi sejarah manusia itu adalah ceritanya Tuhan, dan siapa pun enggak bisa ubah," tutupnya.