Jumat 11 Nov 2016 04:04 WIB

Demokrat: Agus-Sylvi tak Mau Ambil Untung dari Kasus Al Maidah

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
 Pasangan Calon (pasalon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus H. Yudhoyono- Sylviana Murni
Pasangan Calon (pasalon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus H. Yudhoyono- Sylviana Murni

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat menyambut baik hasil survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terkait eletabilitas pasangan Cagub dan Cawagub Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang menempel ketat pasangan pejawat Ahok dan Djarot. Demokrat menilai hal ini adalah hasil kerja keras Agus-Sylvi dalam mensosialisasikan programnya.

Saat disinggung apakah pasangan Agus-Sylvi diuntungkan dengan kasus dugaan penistaan agama yang tengah membelit Ahok, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan membantah hal tersebut. Syarief menegaskan pasangan Cagub dan Cawagub yang diusung Demokrat bersama koalisi Cikeas tidak pernah memanfaatkan kasus dugaan penistaan agama untuk menaikan elektabilitas.

"Kami tidak punya sifat dan niat untuk bermain curang. Agus-Sylvi tak mau ambil untung dari Kasus Al Maidah, kami ingin bertarung secara adil," tegas Syarief kepada Republika.co.id.

Syarief melanjutkan, elektabilitas Agus-Sylvi yang terus mengalami kenaikan merupakan buah kerja keras keduanya dalam mensosialisasikan program-program yang akan diusung ke masyarakat.

''Mereka juga menyapa dan menyampaikan visi misinya yang membangun agar masyarakat mengerti pesannya,'' katanya.

Ia menambahkan Parpol Koalisi Cikeas yakni Demokrat, PPP, PAN dan PKB juga akan terus bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitas Agus-Sylvi, dan berjuang untuk meraih kemenangan di Pilkada DKI.

"Kami bertekad untk terus bekerja keras," ucapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pada Maret 2016 elektabilitas Ahok berada pada angka 59,3 persen, pada Juli turun menjadi 49 persen, dan kembali turun pada Oktober sebesar 31,4 persen.

"Kasus dugaan penistaan agama (kasus Al Maidah) adalah salah satu faktor utama turunnya suara Ahok di November 2016," kata peneliti LSI Adjie Alfaraby, dalam konferensi persnya, Kamis (10/11).

Survei itu dilakukan sejak 31 Oktober hingga 5 November 2016 di Jakarta. Dilakukan dengan tatap muka terhadap 440 responden. Responden tersebut dipilih dengan metode multistage random sampling, dengan margin of error plus minus 4,8 persen.

Adji melanjutkan, jika Pilkada DKI Jakarta saat ini, maka ketiga kandidat akan bersaing ketat dengan perolehan pasangan Ahok -Djarot 24,6 persen, Agus -Sylvi 20,9 persen, Anies -Sandi 20 persen. Sementara, mereka yang tidak menjawab atau belum memutuskan sebesar 34,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement