Kamis 10 Nov 2016 17:30 WIB

Ini Tiga Hal yang Bisa Membuat Kiprah Ahok di Pilkada Tamat

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bayu Hermawan
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
Foto: Republika/Prayogi
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Elektabilitas pejawat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terus melorot sejak Maret 2016. Pada bulan Maret 2016 elektabilitas Ahok berada pada angka 59,3 persen, pada bulan Juli turun menjadi 4,9 persen, dan kembali turun pada Oktober sebesar 31,4 persen. Bulan ini, Elektabilitas Ahok menyentuh titik terendah, yaitu 24, 6 persen.

''Tamatkah Ahok? Semuanya tergantung pada tiga hal penting,'' ucap peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby, dalam konferensi persnya, Kamis (10/11).

Pertama, strategi Ahok kembali meraih simpati pemilih Muslim. Saat ini sulit membayangkan Ahok bisa kembali merebut hati pemilih Muslim. Kedua lanjut dia, status hukum Ahok. Jika Ahok ditetapkan sebagai tersangka, maka status itu bisa mempercepat Ahok tamat dari peluang memenangi Pilkada DKI.

''Ketiga, strategi kompetitor baik Agus -Sylvi dan Anies -Sandi. Strategi kedua pasangan lawan yang tepat untuk meraih semua segmen pemilih akan menentukan peluang mereka dan peluang incumbent Ahok -Djarot,'' jelas Adjie.

Menurutnya, salah satu elektabilitas Ahok merosok adalah karena makin bertambahnya pemilih muslim yang tidak akan memilih pemimpin karena beda agama. Saat ini, pemilih Muslim yang tidak bersedia dipimpin oleh Gubernur Non Muslim sebesar 63,4 persen.

Persentasi ini naik dari survei Oktober 2016 lalu sebesar 55, 6 persen, dan jauh meningkat dibanding survei Maret 2016 sebesar 40 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement