REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Kelurahan Kamal, Jakarta Barat mengeluhkan ketersediaan air bersih kepada calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Warga bahkan harus membeli air bersih dari Dadap, Tangerang yang letaknya bersebelahan dengan Kamal.
Salah satu kader Posyandu Mentari III Kelurahan Kamal, Mariati, mengaku, tak pernah menikmati air bersih selama tinggal puluhan tahun di tempat tersebut.
"Kami hanya menggunakan air sumur," katanya kepada Anies, di Jakarta, Senin (7/11). Air sumur yang digunakan tak layak untuk dikonsumsi.
Mariati mengatakan, ketika musim kemarau, ia bersama warga yang lain terpaksa membeli air bersih jeriken. Per jeriken dibeli seharga Rp 3.000. Ia mengaku, pengeluaran untuk pembelian air bersih cukup besar. Dia meminta Anies memikirkan ketersediaan air bersih di Kamal.
Anies yang mendengar keluhan tersebut memastikan akan memrioritaskan ketersediaan air bersih di Jakarta. Ia menargetkan, ketersediaan air bersih di Jakarta naik dua kali lipat dalam jangka waktu lima tahun dari ketersediaan air bersih tahun 2015.
Cagub nomor urut tiga ini mengaku menyiapkan sejumlah program. Untuk warga yang ukuran rumahnya di bawah 100 meter persegi, kata dia, akan diproritaskan mendapatkan sambungan air bersih. Sementara rumah di bawah 70 meter persegi akan disubsidi 80 persen.
"Jadi mereka hanya membayar 20 persen saja," ujar cagub yang diusung Partai Gerindra dan PKS tersebut.