Senin 07 Nov 2016 01:14 WIB

Nini Melihat Kebesaran Allah di Aksi 4 November

 Umat muslim bersiap melakukan aksi demonstrasi didepan masjid istiqlal, Jakarta, Jumat (4/11).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Umat muslim bersiap melakukan aksi demonstrasi didepan masjid istiqlal, Jakarta, Jumat (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebut saja namanya Nini. Ia berkerja di sebuah perusahaan di bilangan Sudirman, Jakarta. Perusahaannya, termasuk salah satu yang mempercayai pawang hujan. Pawang hujan itu sering digunakan ketika mereka mengadakan acara di luar ruangan. 

Pada 4 November, saat aksi damai di jantung ibu kota, Nini mendapat rundungan dari temannya di kantor yang tidak suka demo. Salah satu rundungan berbunyi, "Ngapain temen lo Demo, musim hujan begini. Lihat tuh ramalan BMKG," ujar salah satu temannya itu.

Nini pun menjawab dengan santai. "Mengapa sih tidak suka dengan demo itu. Kalaupun hujan tak akan sampai bubar, paling basah," tuturnya.  Nini membaca prediksi cuaca yang dirilis BMKG. Dalam laporannya, BMKG menyebut Jakarta akan diguyur hujan.

Wanita kelahiran Jakarta ini pun menunggu-nunggu apakah laporan cuaca itu benar ataukah tidak. Namun melihat cuaca sepekan terakhir, ia meyakini laporan BMKG sepertinya akan tepat.

Hingga pukul 16.00, hujan tak kunjung turun. Kendati langit Jakarta, terlihat mendung.  Di sini, ia mulai melihat kebesaran Allah SWT. Laporan BMKG yang sebelumnya menyebut hujan tidak terbukti.  "Alhamdulillah, gak ujan," tuturnya.  "Eh ini bener-bener deh kalau sampai Maghrib tak hujan berarti aksi ini diridhoi oleh Allah SWT."

Dan, benar hingga Maghrib hujan pun tak turun. Ia bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan Shalat Maghrib. Baca juga, BMKG Sebut Terjadi Perubahan Cuaca Mendadak Saat Aksi Damai 4 November.

Selama ini Nini mengaku belum sepenuhnya menjalankan perintah agama Islam. Kendati begitu ia tak menampik begitu besarnya kuasa Allah  SWT.

"Kita gak menyangka yang tukang komentator sekarang jadi saksi kebesaran Allah," katanya. "Karena hanya bisa mengomentari keadaan dan sekarang melihat langsung kekuatan alam dibuat jadi sadar. Kun fa yakuun."  

Cerita ini disampaikan oleh Prambadi, calon tunangan Puspita yang akan melakukan lamaran pada 25 Desember mendatang. Ia mengisahkan  cerita berdasarkan percapakan WhatsApp di antara keduanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement