REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya mengklaim pihak keluarga mengakui korban meninggal dunia saat unjuk rasa, M Syachrie Oy Bcan, menderita penyakit asma. "Keluarga menerima yang bersangkutan menderita asma," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, Ahad (6/11).
Menurut Awi, keluarga telah meminta Syachrie tidak ikut berunjuk rasa Bela Islam pada Jumat (4/11). Polisi menduga korban meninggal dunia bukan karena kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian, namun menderita asma.
Diungkapkan Awi, petugas melepaskan tembakan gas air mata karena pendemo telah melampau batas waktu menyampaikan pendapat di muka umum. Selain itu, demonstran juga memaksa masuk ke Istana Kepresidenan yang merupakan area terlarang bagi umum.
Awi juga menyatakan, pendemo bertindak arogan dengan melempar batu dan bambu terhadap aparat keamanan.
Sebelum terjadi kerusuhan, petugas telah menyampaikan imbauan secara lisan kepada pengunjuk rasa agar membubarkan diri sesuai prosedur tetap.
Syachrie meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta usai berunjuk rasa pada Jumat (4/11). Awi menyebutkan tidak ditemukan tanda kekerasan maupun luka pada tubuh korban.