Ahad 06 Nov 2016 14:24 WIB

Sinabung Terus ‎Erupsi, Warga Diimbau Pakai Masker

Rep: Issha Harruma/ Red: Nidia Zuraya
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi. ilustrasi
Foto: Antara/Endro Lewa
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Erupsi disertai awan panas guguran kembali terjadi di gunung Sinabung, Karo, Ahad (6/11). Masyarakat diimbau untuk terus mewaspadai aktifitas vulkanik gunung Sinabung yang masih tinggi ini.

Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sekaligus pos pemantau gunung Sinabung Deri mengatakan, erupsi disertai awan panas guguran itu terjadi pada pukul 07.46 WIB. 

"Untuk erupsi, tinggi kolom abunya 1.500 meter dan awan panas guguran dengan jarak luncur 700 meter ke arah tenggara timur," kata Deri.

Deri mengatakan, angin yang perlahan bertiup ke tenggara membawa abu vulkanik Sinabung tersebut mengarah ke Kabanjahe. Akibatnya, ibukota Karo ini diselimuti oleh abu putih tipis hasil erupsi tersebut. 

Masyarakat pun terus diimbau untuk tidak memasuki dan beraktifitas di zona berbahaya Sinabung yang telah ditentukan. Warga dan wisatawan diminta tidak berada di dalam radius 3 km dari puncak dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara, dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara-Timur, serta dalam jarak 4 km untuk sektor Utara-Timur gunung Sinabung.

Selain itu, masyarakat juga diharap tetap waspada terhadap ancaman lahar. Imbauan ini disampaikan terutama bagi masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di gunung Sinabung. 

Warga di luar zona berbahaya pun diimbau untuk mewaspadai paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu kesehatan. "Untuk masyarakat yang terdampak abu vulkanik diimbau memakai masker. ‎Aktifitas gunung Sinabung masih tinggi dan tidak tutup kemungkinan bisa terjadi erupsi dan awan panas guguran lagi," kata Deri.

Saat ini, status Gunung Sinabung masih dalam status Awas atau level IV. Selain erupsi dan awan panas guguran, getaran juga terus terjadi berkali-kali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement